tag:blogger.com,1999:blog-30438434504484098612023-12-27T05:07:02.568-08:00{The_Mahen19 : Kumpulan Cerita Inspiratif}Meskipun saya disini blogger newbie, tetapi saya berusaha untuk terus mengembangkan blog ini yang berisi macam - macam (terutama cerita inspiratif)
Selamat menikmati,agan...The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.comBlogger27125tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-15667014821226237792011-06-22T09:22:00.000-07:002011-06-22T09:23:31.550-07:00Pengaruh Nama<i><b>Manusia mati meninggalkan nama, mungkin Anda pernah mendengar ungkapan ini. Tapi tahukah Anda bahwa nama yang diberikan orang tua sewaktu kecil bisa mempengaruhi kepintaran dan masa depan Anda.</b></i> <br />
<i><b><span id="more-42278"></span><br />
</b></i><br />
Tidak percaya? Inilah buktinya…<br />
Kami menemukan sebuah fenomena aneh dan menarik, entah di sengaja atau tidak, ternyata orang pintar dan orang kaya mempunyai kemiripan pada nama mereka. Kita ambil nama 5 orang terkaya di dunia pada tahun 2010, yaitu:<br />
<a name='more'></a><br />
1. Carlos Slim Helu<br />
2. Bill Gates<br />
3. Warren Buffet<br />
4. Mukesh Ambani<br />
5. Lakshmi Mittal<br />
Sumber orang terkaya 2010: http://www.southdreamz.com/2010/03/top-10-richest-people-in-2010.html<br />
Apa yang Anda temukan ada kesamaan, ternyata nama orang kaya selalu mempunyai huruf kombinasi e & i, e & e, atau i & i. Hal menakjubkan lainnya adalah ternyata orang pintar / penemu juga mempunyai nama dengan kombinasi tersebut. Contohnya beberapa nama di bawah ini:<br />
1. Thomas Edison<br />
2. Alexander Graham Bell<br />
3. George Washington Carver<br />
4. Eli Whitney<br />
5. Johannes Gutenberg<br />
Sumber penemu terpopuler: http://inventors.about.com/od/inventorsalphabet/tp/popularinventor.htm<br />
Yang uniknya adalah orang yang paling jenius di dunia ini ternyata mempunyai kombinasi huruf e & i, e & e, atau i & i sekaligus yaitu Albert Einstein.<br />
Jadi kalau Anda ingin mempunyai anak yang pintar atau barangkali bisa kaya atau jadi konglomerat, Anda bisa menamakan anak Anda dengan nama yang mempunyai kombinasi huruf tersebut.<br />
Masih tidak percaya? Saya buktikan sendiri dengan memberikan nama anak saya dengan banyak kombinasi huruf e & i, e & e, atau i & i, yaitu namanya Davien Erwin Ignatius. Saat ini anak saya berumur 3 tahun, dan cukup kaget ternyata bisa dia bisa melakukan hal-hal yang bisa dibilang jarang dilakukan oleh anak berumur 3 tahun, antara lain:<br />
1. Bisa membuka dan mematikan komputer<br />
2. Bisa memainkan game counter strike<br />
3. Bisa menyusun puzzle di atas 100 pcs dengan mudah dan cepat (saya sendiri susah melakukannya)<br />
4. Pulang dari mall Central Park, dia membangun mall versi dia sendiri dari lego<br />
5. Keinginan tahunya besar sekali, hobinya adalah bertanya dan banyak pertanyaan dia, saya sendiri susah untuk menjawabnya<br />
Dibalik itu ternyata nama dengan kombinasi huruf tersebut termasuk orang yang super hoki (beruntung). Contohnya adalah mark zuckerberg, penemu facebook yang sering disebut ‘accidental millionaire’. Contoh lainnya adalah Steve Jobs dan Michael Dell.<br />
Bagaimana dengan dunia sepak bola? Sebut saja beberapa nama pemain yang paling ternama dan termahal di dunia saat ini, yaitu Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, David Villa, Fernando Torres, Samuel Eto’o, David Beckham, Zinedine Zidane & ibrahimovic. Kalau pelatih tentu Anda tidak bisa melupakan nama Jose Mourinho, Pep Guardiola, Fabio Capello, Guus Hiddink, Arsene Wenger, Ottmar Hitzfeld, Marcello Lippi, Vicente del Bosque dan Alex Ferguson.<br />
Kalau olahragawan, sebut saja Valentino Rossi, Tiger Woods, Roger Federer, Michael Jordan, Pete Sampras, Mike Tyson, Michael Phelp, dan masih banyak lagi…<br />
<br />
Yaah, itu semua tergantung anda, percaya atau tidak . . . <br />
<br />
<a href="http://www.untukku.com/">Sumber</a>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-25629740938118119132011-06-12T07:33:00.000-07:002011-06-12T07:33:51.008-07:00Keseimbangan Hidup<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://ceritayangmemotivasi.blogspot.com/2009/11/keseimbangan-hidup.html"></a> </h3><div style="text-align: justify;">Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.<a name='more'></a> </div><div style="text-align: justify;">Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah. </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> "Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?" </div><span class="fullpost"><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari". </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?" </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya." </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.<br />
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua". </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> "Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis". </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semoga, kita bisa mengambil amanah yang tersirat dari cerita diatas </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> <strong>==============================================</strong></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>Source : <a href="http://ceritayangmemotivasi.blogspot.com/">http://ceritayangmemotivasi.blogspot.com</a> </strong></div></span>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-9474746760581111132011-06-03T07:10:00.000-07:002011-06-03T07:48:22.948-07:00Kisah 1000 Kelereng<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPOjY2m7_frCfmD_t8GFr8Zye-APTvmFdVaew5FpblMIlgM10-s8_ZUMVjkBQKpiD1djnKByDaSF9tZoJr4jw8R8CwQvq_a-l3gISE-R16fvokmU4Q4g2rlLvtUKNL8hyEsUIDbiJi2jEp/s1600/kelereng1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPOjY2m7_frCfmD_t8GFr8Zye-APTvmFdVaew5FpblMIlgM10-s8_ZUMVjkBQKpiD1djnKByDaSF9tZoJr4jw8R8CwQvq_a-l3gISE-R16fvokmU4Q4g2rlLvtUKNL8hyEsUIDbiJi2jEp/s320/kelereng1.jpg" width="320" /></a></div>Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan. <br />
<a name='more'></a><br />
Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.<span id="more-155"></span><br />
Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.<br />
“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.<br />
Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.<br />
Lalu mulailah ia menerangkan teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting”.<br />
“Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati”.<br />
“Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.<br />
“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.<br />
“Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.<br />
“Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!”<br />
Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.<br />
“Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng.”<br />
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)<br />
Dikutip dari Indonesian groups<br />
Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?<br />
Apakah ……..<br />
kesedihan<br />
keraguan<br />
kebosanan<br />
rasa marah<br />
putus asa<br />
hambatan<br />
permusuhan<br />
pesimis<br />
kegagalan ?<br />
ataukah …….<br />
kebahagiaan<br />
kepercayaan<br />
antusias<br />
cinta kasih<br />
motivasi<br />
peluang<br />
persahabatan<br />
optimis<br />
kesuksesan ?<br />
Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong anda saat ini. Gunakan secara bijak untuk memberikan kebahagiaan yang lebih baik bagi anda sendiri, keluarga, dan lingkungan anda.<br />
Sukses untuk anda !<br />
<br />
Terima Kasih untuk <a href="http://resensi.net/"><i>resensi.net</i></a>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-83822952942993677992011-06-01T23:24:00.000-07:002011-06-01T23:25:37.663-07:00Dulu Haram Kini Halal . . . Pada suatu ketika di zaman Nabi Muhammad SAW ada seorang pencuri yang hendak bertaubat, dia duduk di majelis Nabi Muhammad SAW dimana para sahabat berdesak-desakkan di Masjib Nabawi.<br />
Suatu ketika dia menangkap perkataan Nabi saw : “Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal”. Sungguh dia tidak memahami maksudnya, apalagi ketika para sahabat mendiskusikan hal tersebut setelah majelis dengan tingkat keimanan dan pemahaman yang jauh dibawah sang pencuri merasa tersisihkan.<span id="more-158"></span><br />
Akhirnya malam pun semakin larut, sang pencuri lapar. Keluarlah dia dari Masjid demi melupakan rasa laparnya.<br />
<a name='more'></a><br />
Di suatu gang tempat dia berjalan, dia mendapati suatu rumah yang pintunya agak terbuka. Dengan insting pencurinya yang tajam ia dapat melihat dalam gelap bahwa pintu itu tidak terkunci…dan timbullah peperangan dalam hatinya untuk mencuri atau tidak. Tidak, ia merasa tidak boleh mencuri lagi.<br />
Namun tiba-tiba timbul bisikan aneh : “Jika kamu tidak mencuri mungkin akan ada pencuri lainnya yang belum tentu seperti kamu”. Menjadi berfikirlah dia, maka diputuskan dia hendak memberitahukan/mengingatkan pemiliknya di dalam agar mengunci pintu rumahnya, karena sudah lewat tengah malam.<br />
Dia hendak memberi salam namun timbul kembali suara tadi : “Hei pemuda! bagaimana kalau ternyata di dalam ada pencuri dan pintu ini ternyata adalah pencuri itu yang membuka, bila engkau mengucap salam … akan kagetlah dia dan bersembunyi, alangkah baiknya jika engkau masuk diam-diam dan memergoki dia dengan menangkap basahnya !” Ah.. benar juga, pikirnya.<br />
Maka masuklah ia dengan tanpa suara… Ruangan rumah tersebut agak luas, dilihatnya berkeliling ada satu meja yang penuh makanan – timbul keinginannya untuk mencuri lagi, namun segera ia sadar – tidak, ia tidak boleh mencuri lagi. Masuklah ia dengan hati-hati, hehhh …syukurlah tidak ada pencuri berarti memang sang pemilik yang lalai mengunci pintu. Sekarang tinggal memberitahukan kepada pemilik rumah tentang kelalaiannya, tiba-tiba terdengar suara mendengkur halus dari sudut ruang….Ahh ternyata ada yang tidur mungkin sang pemilik dan sepertinya perempuan cantik.<br />
Tanpa dia sadari kakinya melangkah mendekati tempat tidur, perasaannya berkecamuk, macam-macam yang ada dalam hatinya. Kecantikan, tidak lengkapnya busana tidur yang menutup sang wanita membuat timbul hasrat kotor dalam dirinya.<br />
Begitu besarnya hingga keluar keringat dinginnya, seakan jelas ia mendengar jantungnya berdetak kencang didadanya, serta tak dia sangka ia sudah duduk mematung disamping tempat tidur…Tidak, aku tidak boleh melakukan ini aku ingin bertaubat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidakk !!<br />
Segera ia memutar badannya untuk pergi. Akan ia ketuk dan beri salam dari luar sebagaimana tadi. Ketika akan menuju pintu keluar ia melalui meja makan tadi, tiba-tiba terdengar bunyi dalam perutnya…ia lapar. Timbullah suara aneh tadi : “Bagus hei pemuda yang baik, bagaimana ringankah sekarang perasaanmu setelah melawan hawa nafsu birahimu?”<br />
Eh-eh, ya. Alhamdulillah ada rasa bangga dalam hati ini dapat berbuat kebaikan dan niat perbuatan pemberitahuan ini akan sangat terpuji. Pikir sang pemuda. Suara itu berkata :”Maka sudah sepatutnya engkau memperoleh ganjaran dari sang pemilik rumah atas niat baikmu itu, ambillah sedikit makanan untuk mengganjal perutmu agar tidak timbul perasaan dan keinginan mencuri lagi!!”<br />
Berpikirlah dia merenung sebentar, patutkah ia berbuat begitu? “Hei – tiba2x ia tersadar serta berucap dalam hati – engkau dari tadi yang berbicara dan memberi nasihat kepadaku? Tapi nasihatmu itu telah menjadikan aku menjadi tamu tidak diundang seperti ini, tidak.. aku tidak akan mendengarkan nasihatmu. Bila engkau Tuhan, tidak akan memberi nasihat seperti ini. Pasti engkau Syaithon….(hening).<br />
Celaka aku, bila ada orang yang di luar dan melihat perbuatanku …. aku harus keluar.” Maka tergesa-gesa ia keluar rumah wanita tersebut, ketika tiba dihadapan pintu ia mengetuk keras dan mengucap salam yang terdengar serak menakutkan.<br />
Semakin khawatir ia akan suaranya yang berubah, setelah itu tanpa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak ia kembali menuju masjid dengan perasaan galau namun lega, karena tidak ada orang yang memergoki dia melakukan apa yang disarankan suara aneh tadi.<br />
Sesampai dimasjid, ia melihat Nabi saw sedang berdiri sholat. Di sudut ruang ada seorang yang membaca al qur-aan dengan khusyu’ sambil meneteskan air mata, di sudut-sudut terdapat para shahabat dan kaum shuffah tidur. Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini teringat lagi ia akan pengalaman yang baru dia alami, bersyukur ia atas pertolongan Allah yang menguatkan hatinya.<br />
Tapi … tidak di dengar bisikan Allah di hatinya, apakah Allah marah kepadaku? Lalu ia menghampiri sudut ruang masjid duduk dekat pintu, dekat orang yang membaca al qur-aan. Ditengah melamunnya ia mendengar sayup namun jelas bait-bait ayat suci ……<br />
<blockquote>"Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong:”Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari pada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja Mereka menjawab:”Seandainya Allah memberi petunuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”. (QS. 14:21)"<br />
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. 14:22)</blockquote>Bergetarlah hatinya mendengar perkataan Allah yang di dengarnya, berkatalah ia “Engkau berbicara kepadakukah, ya Allah?” Serasa lapang hatinya, semakin asyik dia mendengarkan bacaan suci itu, maka lupalah ia akan laparnya, segar rasanya badannya.<br />
Cukup lama ia mendengarkan bacaan orang itu hingga tiba-tiba tersentak ia karena bacaan itu dihentikan berganti dengan ucapan menjawab salam. Terlihat olehnya pula bahwa pria itu menjawab salam seseorang wanita dan seorang tua yang masuk langsung menuju tempat Nabi Muhammad SAW sedang duduk berdzikir, dan wajah wanita itu … adalah wajah wanita tadi !!!??? Timbul gelisah hatinya, apakah tadi ketika ia berada di ruangan itu sang wanita pura-pura tidur dan melihat wajahnya? Ataukah ada orang yang diam-diam melihatnya, mungkin laki-laki tua yang bersamanya adalah orang yang diam-diam memergokinya ketika ia keluar dan mengetuk pintu rumah itu? Ahh … celaka, celaka.<br />
Namun gemetar tubuhnya, tidak mampu ia menggerakkan anggota tubuhnya untuk bersembunyi atau pergi apalagi tampak olehnya pria yang tadi membaca al Qur-aan hendak tidur dan tak lama pun mendengkur. Dan ia lihat mereka sudah berbicara dengan Nabi saw…. celaka, pikirnya panik !!<br />
Hampir celentang jatuh ia ketika terdengar suara Nabi Muhammad SAW. : “Hai Fulan, kemarilah !” Dengan perlahan dan perasaan takut ia mendekat. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya.<br />
Ia mendengar sang perempuan masih berbicara kepada Nabi Muhammad SAW. katanya : “…benar ya Rosulullah, saya sangat takut pada saat itu saya bermimpi rumah saya kemasukan orang yang hendak mencuri, dia mendekati saya dan hendak memperkosa saya, ketika saya berontak … ternyata itu hanya mimpi. Namun ketika saya melihat sekelilingnya ternyata pintu rumah saya terbuka sebagaimana mimpi saya dan ada suara menyeramkan yang membuat saya takut. Maka segera saya menuju rumah paman saya untuk meminta dicarikan suami buat saya, agar kejadian yang di mimpi saya tidak terjadi bila saya ada suami yang melindungi. Sehingga beliau mengajak saya menemui engkau disini agar memilihkan calon suami untuk saya”.<br />
Nabi saw memandang kepada si pemuda bekas pencuri, lalu berkata : “Hai Fulan, karena tidak ada pria yang bangun kecuali engkau saat ini maka aku tawarkan padamu, maukah engkau menjadi suaminya?” Terkejut ia mendengar itu, cepat mengangguklah ia.<br />
Dan setelah sholat shubuh Nabi saw mengumumkan hal ini dan meminta para shahabat mengumpulkan dana untuk mengadakan pernikahan dan pembayaran mas kawin si pemuda ini.<br />
Setelah pernikahannya, tahulah ia akan arti perkataan Nabi Muhammad yang lalu :<br />
<b>“Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal”.</b><br />
Sekarang ia dapat memakan makanan yang tadi dengan halal (dahulunya haram), dan ia dapat menikmati wanita itu sebagai isterinya dengan halal. Allahu Akbar, wal Hamdu Lillah.<br />
<br />
sumber cerita : <i><a href="http://virouz007.wordpress.com/">virouz007 </a></i>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-27665621673643711912011-05-24T21:47:00.000-07:002011-05-24T21:47:53.617-07:00Kehancuran Yahudi Israel<div style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Kejahatan Yahudi</span></strong></div>Tragedi Flotilla beberapa pekan lalu benar-benar menggetarkan hati manusia di seluruh dunia yang masih memiliki nurani kemanusiaan. Sehingga kutukan terhadap kebiadaban Israel terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Tragedi itu menunjukkan dengan kasat mata, betapa kejahatan Israel tidak memandang agama, ras, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pokoknya siapa saja yang menentang kebijakan Israel memblokade Gaza akan mereka serang dengan cara apa pun. Kejahatan semacam ini belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan nenek moyang mereka terhadap para Nabi<br />
<a name='more'></a>. Berikut ini sejumlah kejahatan Yahudi yang direkam oleh Al-Qur’an dan Hadits.<span id="more-798"></span>Allah Ta’ala berfirman:<br />
وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا<br />
<strong>“Dan telah Kami tetapkan bagi Israil dalam al-Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. (QS. Al-Isra: 4)</strong><br />
Kejahatan Yahudi disebabkan sifat dengki mereka:<br />
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ<br />
<strong>“Sebagian besar Ahli Kitab (Yahudi) menginginkan sekali agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena kedengkian yang timbul dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran……”. (QS. Al-Baqarah: 109)</strong><br />
<strong>Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi Ya’qub, moyang mereka. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya sendiri, Yusuf yang berakhlaq mulia sehingga mereka lebih dicintai bapaknya. (QS.Yusuf: 7-18). </strong><br />
Kegemaran mereka membunuh para Nabi dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya secara kejam yaitu memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria juga dibunuh secara keji, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Kedua pembunuhan ini terjadi pada masa pemerintahan raja Herodes. Mereka juga gemar membunuh orang-orang sholeh lainnya.<br />
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ<br />
<strong>“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih”. (QS. Ali Imran: 21)</strong><br />
Nabi Isa pun tidak luput dari rencana busuk mereka, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkannya.<strong> “Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa ibnu Maryam Rasul Allah”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka (Yudas Iskaryot). Sesungguhnya orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan Isa) benar-benar dalam keraguan tentang (yang dibunuh) itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa”. (QS. An-Nisa’: 157).</strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinCiRHSSdf5ykODtIplt_ZXC9BVfj9IncyG8dJyCGmewr_01juilyL54Dmo_g5Crx9OLPSFaiC1RhHb-S1b33vdQ4-c7iPY0iZjugPVp3wDRTNAV1rL7DM0EN_ga9z9lii5ar8EhSOLWCP/s1600/Yahudi+Sialan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinCiRHSSdf5ykODtIplt_ZXC9BVfj9IncyG8dJyCGmewr_01juilyL54Dmo_g5Crx9OLPSFaiC1RhHb-S1b33vdQ4-c7iPY0iZjugPVp3wDRTNAV1rL7DM0EN_ga9z9lii5ar8EhSOLWCP/s400/Yahudi+Sialan.jpg" width="400" /> </a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> </div><div style="text-align: justify;">Zu Nuwas adalah seorang raja Yahudi Najran di Yaman yang sangat fanatik, tidak ingin ada agama lain di daerah kekuasaannya. Alkisah ada sekelompok pengikut Nabi Isa yang setia (Nasrani), ketahuan oleh mata-mata kerajaan. Lalu mereka dipaksa murtad dan masuk Yahudi, siapa tidak mau akan dibakar hidup-hidup. Raja Zu Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit dan menyiapkan kayu bakar, yang akan digunakan untuk membakar umat Nasrani yang tidak mau murtad. Kejadian ini dikisahkan di dalam Al-Qur’an: <strong>“Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi dinyalakan dengan kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu, melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. (QS. al-Buruj: 4-8)</strong></div>Singkat cerita, kejahatan Yahudi pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-pun tak kurang kejinya. Yahudi Bani Qainuqa’ adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan Rasulullah, pemicunya adalah diganggunya seorang muslimah yang datang ke pasar mereka. Ia duduk di depan salah seorang pengrajin perhiasaan, mereka merayunya agar membuka cadar yang dipakainya namun ia menolak. Lalu si pengrajin menarik ujung baju si wanita dan mengikatkannya ke punggung wanita tadi, ketika berdiri terbukalah auratnya, lalu mereka menertawakannya. Sang wanita pun berteriak minta tolong. Seorang lelaki muslim mendengar lalu menerjang si pengrajin dan membunuhnya. Melihat kejadian itu orang-orang Yahudi mengerumuninya, dan beramai-ramai membunuh lelaki muslim tersebut. Mendengar berita kematian lelaki itu, maka keluarganya menuntut pertanggungjawaban orang-orang Yahudi. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang bersama para sahabat mengepung mereka selama 15 malam. Atas perintah beliau mereka diberi hukuman untuk meninggalkan Madinah.<br />
Yahudi Bani Nadhir melakukan pengkhianatan yang kedua. Suatu saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pergi ke perkampungan Yahudi bani Nadhir untuk meminta diyat (denda) dua orang muslim yang terbunuh dari Bani Amir, yang melakukan pembunuhan adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhimari, seorang Yahudi. Permintaan itu diajukan karena sudah adanya ikatan perjanjian persahabatan antara Rasulullah dengan mereka. Ketika beliau datang mengutarakan maksud kedatangannya, mereka berkata: “Baik wahai Abu Qasim! kami akan membantumu dengan apa yang engkau inginkan.”<br />
Pada saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam duduk bersandar di dinding rumah mereka, kemudian mereka saling berbisik, kata mereka: “Kalian tidak pernah mendapati lelaki itu dalam keadaan seperti sekarang ini, ini kesempatan buat kita. Karena itu hendaklah salah seorang dari kita naik ke atas rumah dan menjatuhkan batu karang ke arahnya”, dan untuk tugas ini diserahkan kepada Amr bin Jahsy bin Ka’ab. Lantas ia naik ke atas rumah guna melaksanakan rencana pembunuhan ini, tetapi Allah melindungi Rasul-Nya dari makar orang-orang Yahudi tersebut dengan mengirimkan berita lewat Malaikat Jibril tentang rencana jahat itu. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bergegas pulang ke Madinah, dan memberitahukan kepada para sahabatnya tentang usaha makar tersebut. Beliau memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap pergi memerangi mereka. Ketika orang Yahudi Bani Nadhir mengetahui kedatangan pasukan Rasulullah, mereka cepat pergi berlindung di balik benteng. Pasukan Islam mengepung perkampungan mereka selama 6 malam, beliau memerintahkan untuk menebang pohon kurma mereka dan membakarnya. Kemudian Allah memasukkan rasa gentar dan takut di hati mereka, sehingga mereka memohon izin kepada Rasulullah untuk keluar dari Madinah dan mengampuni nyawa mereka. Mereka juga meminta izin untuk membawa harta seberat yang mampu dipikul unta-unta mereka kecuali persenjataan, dan Rasulullah pun mengizinkannya.<br />
Peristiwa ini direkam oleh Al-Qur’an:<br />
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ<br />
<strong>“Dialah yag mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari siksaan Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka. Dan Allah menancapkan ketakutan di dalam hati mereka, dan memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang yang mempunyai pandangan”. (QS. al-Hasyr: 2)</strong><br />
<br />
<strong><span style="text-decoration: underline;">Kehancuran Yahudi</span></strong><br />
Secara global Al-Qur’an mengabarkan kehancuran Yahudi, seperti firman-Nya:<br />
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآَخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا<br />
<strong>“Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan Israel) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid (Al-Aqsha), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama, dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa yang mereka kuasai”. (QS. Al-Isra’: 7)</strong><br />
Sejak 1948 Yahudi merampas tanah Palestina. Dan sejak 2006 sampai sekarang mereka memblokade Gaza. Sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar. Berbagai upaya kemanusiaan untuk membantu mereka selalu digagalkan oleh Israel, termasuk misi kemanusiaan yang baru saja diserang pasukan komando Israel di perairan Gaza (Laut Mediterania). Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebiadaban Israel. Pengepungan dan pemenjaraan massal oleh penjajah Israel dengan pembangunan tembok pemisah dimulai 16 Juni 2002 di Tepi Barat dengan dalih pengamanan. Panjang tembok tersebut mencapai 721 km sepanjang Tepi Barat, tinggi 8 meter sehingga mengisolasi lahan pertanian milik penduduk Palestina yang ditanami berbagai buah, seperti anggur dan zaitun. Hal ini berakibat perekonomian Palestina terpuruk. Pengepungan ini sudah dinubuwatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:<br />
<strong>“Hampir tiba masanya tidak dibolehkan masuk (embargo) kepada penduduk Iraq meski hanya satu qafiz makanan dan satu dirham,” Kami bertanya dari mana larangan itu? Beliau menjawab: “Dari orang-orang asing yang melarangnya.” Kemudian berkata lagi: “Hampir tiba masanya tidak diperbolehkan masuk (blokade) kepada penduduk Syam (Palestina) meski hanya satu dinar dan satu mud makanan.” Kami bertanya: “Dari mana larangan itu? Beliau menjawab: Dari orang-orang Romawi.” (HR. Muslim)</strong><br />
Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan: <strong>“Akan muncul dari Khurasan (Afghanistan) bendera-bendera hitam, maka tidak ada seorang pun yang mampu mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu ditancapkan di Eliya (al-Quds)“. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nu’aim bin Hammad). </strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi2JhWJoVDSOXRB2fVimjZBgYGOTMJLYs3_nOX4V6n1cwPxgBOwCZ3FgLQFg0AYgibi-zx6G_YdmniEfsEMGX1EJIo17qJu-Lh9fWyZa3BATaGnFsxZn_x25RuaatCMdxq8V4M9nl8Vyi0/s1600/Gmbar_Hadits.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="411" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi2JhWJoVDSOXRB2fVimjZBgYGOTMJLYs3_nOX4V6n1cwPxgBOwCZ3FgLQFg0AYgibi-zx6G_YdmniEfsEMGX1EJIo17qJu-Lh9fWyZa3BATaGnFsxZn_x25RuaatCMdxq8V4M9nl8Vyi0/s640/Gmbar_Hadits.jpg" width="640" /></a></div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Kehancuran Israel berarti kiamat telah dekat, sehingga banyak orang mempertahankan eksistensi Negara Israel tersebut, namun janji Allah dan Rasul-Nya pasti akan terlaksana:</div><strong>“Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. (HR. Ahmad)</strong><br />
<strong>“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shahih-nya (2922)].</strong><br />
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,<strong> “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Fathul Bari (6/610)]. </strong><br />
Wallahu a’lam.<br />
Silahkan <strong>SHARE</strong> jika menurut anda note ini bermanfaat<br />
<em>(PurWD/voa-islam.com)<br />
Oleh: Fauzan Al-Anshari (Pimpinan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Anshorulloh Ciamis)<br />
Shared By Catatan Catatan Islami Pages</em><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div><strong> </strong>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-63412681700154356802011-05-22T23:01:00.000-07:002011-05-24T21:23:02.435-07:00Waspada 8 Dosa LisanJika lisan adalah dua mata pisau, maka pergunakanlah lisan dengan sebaik-baiknya. <br />
Lidah memang diciptakan oleh Allah tidak bertulang, agar manusia dapat berucap dengan sempurna.<br />
<a name='more'></a>Akan tetapi sering sekali orang bilang “lidah memang tidak bertulang, wajar saja jika berbohong” Jika memang seperti itu adanya, bagaimana jika Allah menciptakan lidah dengan bertulang agar manusia tidak lagi berdusta? <span id="more-151"></span><br />
Lisan merupakan karunia yang sangat ‘mahal’ dan vital bagi manusia. Tanpa lisan, barangkali hidup bagi manusia tiada artinya. Dengan lisan, manusia dapat mengenal rasa dan dapat berbicara dengan sesama.<br />
Dengan lisan pula manusia dapat berkomunikasi tanpa mengalami kesusahan.<br />
Selain itu, manusia bisa juga mulia dengan lisannya tersebut. Begitupun sebaliknya, manusia bisa hina karena lisannya. Hina, karena tidak bisa menggunakannya sesuai kehendak dan aturan-aturan yang ditetapkan penciptanya.<br />
Banyak sekali hadits Rasulullah SAW. yang menganjurkan kita untuk selalu menjaga lisan. Bahkan Rasulullah juga sering mengecam orang yang tidak pandai menjaga lisannya.<br />
Rasulullah pernah berpesan:<b> ”Barang siapa yang diam (tidak banyak bicara) maka dia akan selamat” (H.R. At-Tarmizi). </b><br />
Dalam hadits lain disebutkan, Al-Ma’shum Saw. juga pernah berwasiat:<b> “Barang siapa yang bisa menjamin (keselamatan) antara dua rahangnya (lisan) dan dua kakinya (faraj) maka aku menjamin baginya surga” (H.R. Bukhari). </b><br />
Lisan ibarat pisau bermata dua, bila digunakan pada hal-hal yang baik maka akan mendatangkan kemaslahatan (kebaikan). Namun sebaliknya, bila digunakan pada hal-hal yang buruk, kemudharatan pun akan mengiringinya.<br />
Tidak hanya penyakit hati yang dapat menjangkit pada manusia, namun penyakit lisan pun dapat menjangkit pada manusia. Berikut diantaranya penyakit lisan yang harus dihindari:<br />
<span style="text-decoration: underline;">1. Pembicaraan yang tidak Bermanfaat</span><br />
<b>“Salah satu tanda kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya” (H.R. At-Tarmizi). </b><br />
Yang dimaksud dengan “tidak bermanfaat” dalam hadits tersebut antara lain, muncul melalui lisan seperti ghibah, fitnah, menggunjing, berbohong dll. Padahal, pembicaraan yang tidak berarti sama sekali hanya membuang-buang waktu, dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.<br />
Banyak orang yang tidak mengetahui batasan-batasan perkataan yang bermanfaat ataupun tidak bermanfaat, sehingga mengakibatkan kebiasaan baginya. Pada akhirnya nanti, kebiasaan yang tidak diketahui baik-buruknya itu sulit untuk merubahnya.<br />
Secara singkat mungkin bisa kita katakan bahwa batasan baik atau buruknya perkataan seorang adalah diamnya, tidak mengakibatkan celaka bagi orang lain dan tidak mengakibatkan rugi terhadap dirinya sendiri.<br />
<span style="text-decoration: underline;">2. Perdebatan dan Pertengkaran</span><br />
Perdebatan dan pertengkaran acapkali berbuntut pada perpecahan. Makanya, Rasulullah Saw. melarang umatnya yang suka perdebatan seraya bertutur:<br />
<b>“Tidaklah sesat suatu kaum (dahulu) setelah Allah menunjuki mereka, kecuali karena mereka suka berdebat atau bertengkar” (H.T. At-Tarmizi). </b><br />
<b>Dalam sabdanya yang lain, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Tidak sempurna iman seorang hamba hingga dia meninggalkan pertikaian dan perdebatan walaupun dia dalam posisi benar” (H.R. Ibnu Abi ad-Dunya).</b><br />
<span style="text-decoration: underline;">3. Suka Melaknat</span><br />
Marah sering kali membawa seseorang lupa diri, sehingga kata-kata yang terucap dari kedua bibirnya mengakibatkan tidak terkendali.<br />
<span style="text-decoration: underline;">4. Bercanda yang Berlebihan</span><br />
Sejatinya canda itu lebih identik dilarang oleh Raulullah Saw. kecuali pada hal-hal yang sewajarnya.<br />
<b>Sabda Rasulullah: “Jangan kamu mendebat saudaramu dan jangan kamu mencandainya” (H.R. At-Tarmizi). </b><br />
Artinya, canda terhadap sesama selama dalam batas-batas yang wajar tidaklah dilarang. Akan tetapi, yang sering terjadi ketika canda sudah melebihi batas, sehingga aib sesama tidak jarang terbongkar gara-gara canda yang berlebihan. Imbasnya, berbuntut pada putusnya hubungan silaturahmi bahkan teman bisa menjadi lawan hanya karena canda yang berlebihan.<br />
<span style="text-decoration: underline;">5. Mengejek dan Mencemoohkan orang lain</span><br />
<b>Allah SWT. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi orang (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain, karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan). (Q.S. Al-Hujurat: 11). </b><br />
<span style="text-decoration: underline;">6.Ghibah (gosip)</span><br />
Secara singkat, ghibah (gosip) bisa diartikan dengan menyebut atau menceritakan hal yang tidak baik dari pribadi seseorang. Sehingga, jika yang diceritakan mengetahuinya akan menimbulkan permusuhan diantara keduanya. Biasanya, seseorang yang suka mengghibah tidak akan tenang jika melihat orang bahagia, senang dan gembira.<br />
<span style="text-decoration: underline;">7.Namimah (mengadu domba)</span><br />
Berbeda dengan namimah (adu domba), ghibah lebih kepada ingin melaga antara dua orang yang awalnya bersahabat akhirnya bermusuhan. Adu domba tidak saja dari perkataan, namun bisa juga dengan isyarat atau surat dsb.<br />
<b>Sabda Nabi Saw.”Tidakkah kamu ingin aku beritahukan orang yang paling jahat diantara kamu? Kata sahabat: “tentu wahai Rasulullah” kemudian nabi menyebutkan adu domba salah satunya.” (HR. Ahmad dari Abu Malik al-Asy’ari)</b><br />
<span style="text-decoration: underline;">8.Memuji berlebihan</span><br />
Adalah sifat manusia ingin selalu dipuji. Namun, terkadang yang memuji terlalu berlebihan sehingga sampai pada batas dusta. Pernah seorang sahabat memuji sahabat yang lain (dengan berlebihan), lalu Nabi Saw. mendengarnya seraya berkata ”Celakalah engkau, karena engkau (seolah-olah) telah memotong leher saudaramu, sekalipun dia senang mendengar apa yang kau ceritakan.”<br />
Jika lisan adalah dua mata pisau, maka pergunakanlah lisan dengan sebaik-baiknya jangan sampai ada hati yang tersayat oleh ucapan kita, jangan sampai ada hati yang terluka karena perkataan kita.<br />
Semoga Bermanfaat.<br />
<b>SEBARKAN</b> Catatan ini ke teman anda jika menurut anda bermanfaat……..The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-62123077904611302602011-05-07T06:02:00.000-07:002011-05-07T06:02:11.740-07:00Saat Sayyidina Ali Telat Subuh BerjamaahDini hari itu <strong>Ali bin Abi Thalib</strong> bergegas bangun untuk mengerjakan <strong>shalat Subuh berjamaah</strong> di masjid bersama Rasulullah. Rasulullah tentulah sudah berada di sana. Rasanya, hampir tidak pernah Rasulullah keduluan orang lain dalam berbuat kebaikan. Tidak ada yang istimewa karena memang itulah aktivitas yang sempurna untuk memulai hari, dan bertahun-tahun lamanya Ali bin Abi Thalib sudah sangat terbiasa. <br />
Langit masih gelap, cuaca masihlah dingin, dan jalanan masih pula diselimuti kabut pagi yang turun bersama embun. Ali melangkahkan kakinya menuju masjid. Dari kejauhan, lamat-lamat sudah terdengar suara Bilal memanggil-manggil dengan adzannya yang berkumandang merdu ke segenap penjuru Kota Madinah.<br />
<a name='more'></a><span id="more-914"></span>Namun belumlah begitu banyak melangkah, di jalan menuju masjid, di hadapannya ada sesosok orang. Ali mengenalinya sebagai seorang kakek tua yang beragama Yahudi. Kakek tua itu melangkahkan kakinya teramat pelan sekali. Itu mungkin karena usianya yang telah lanjut. Tampak sekali ia sangat berhati-hati menyusuri jalan.<br />
Ali sebenarnya sangat tergesa-gesa. Ia tidak ingin tertinggal mengerjakan shalat tahyatul masjid dan qabliyah Subuh sebelum melaksanakan shalat Subuh berjamaah bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya.<br />
Ali paham benar bahwa Rasulullah mengajarkan supaya setiap umat muslim menghormati orang tua. Siapapun itu dan apapun agamanya. Maka, Ali pun terpaksa berjalan di belakang kakek itu. Tapi apa daya, si kakek berjalan amat lamban, dan karena itu pulalah langkah Ali jadi melambat. Kakek itu lemah sekali, dan Ali tidak sampai hati untuk mendahuluinya. Ia khawatir kalau-kalau kakek Yahudi itu terjatuh atau kena celaka.<br />
Setelah sekian lamanya berjalan, akhirnya waktu mendekati masjid, langit sudah mulai terang. Kakek itu melanjutkan perjalanannya, melewati masjid.<br />
Ketika memasuki masjid, Ali menyangka shalat Subuh berjamaah sudah usai. Ia bergegas. Ali terkejut sekaligus gembira, Rasulullah dan para sahabat masih rukuk pada rakaat yang kedua. Berarti Ali masih punya kesempatan untuk memperoleh shalat berjamaah. Jika masih bisa menjalankan rukuk bersama, berarti ia masih mendapat satu rakaat shalat berjamaah.<br />
Sesudah Rasulullah mengakhiri shalatnya dengan salam, <strong>Umar bin Khattab</strong> memberanikan diri untuk bertanya. <strong>“Wahai Rasulullah, mengapa hari ini shalat Subuhmu tidak seperti biasanya? Ada apakah gerangan?”</strong><br />
Rasulullah balik bertanya,<strong> “Kenapakah, ya Umar? Apa yang berbeda?”</strong><br />
<strong>“Kurasa sangat lain, ya Rasulullah. Biasanya engaku rukuk dalam rakaat yang kedua tidak sepanjang pagi ini. Tapi tadi itu engkau rukuk lama sekali. Kenapa?”</strong><br />
Rasulullah menjawab, <strong>“Aku juga tidak tahu. Hanya tadi, pada saat aku sedang rukuk dalam rakaat yang kedua, Malaikat Jibril tiba-tiba saja turun lalu menekan punggungku sehingga aku tidak dapat bangun iktidal. Dan itu berlangsung lama, seperti yang kau ketahui juga.”</strong><br />
Umar makin heran.<strong> “Mengapa Jibril berbuat seperti itu, ya Rasulullah?”</strong><br />
Nabi berkata, <strong>“Aku juga belum tahu. Jibril belum menceritakannya kepadaku.”</strong><br />
Dengan perkenaan Allah, beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril pun turun. Ia berkata kepada Nabi saw., <strong>“Muhammad, aku tadi diperintahkan oleh Allah untuk menekan punggungmu dalam rakaat yang kedua. Sengaja agar Ali mendapatkan kesempatan shalat berjamaah denganmu, karena Allah sangat suka kepadanya bahwa ia telah menjalani ajaran agamaNya secara bertanggung jawab. Ali menghormati seorang kakek tua Yahudi. Dari pegnhormatannya itu sampai ia terpaksa berjalan pelan sekali karena kakek itupun berjalan pelan pula. Jika punggungmu tidak kutekan tadi, pasti Ali akan terlambat dan tidak akan memperoleh peluang untuk mengerjakan shalat Subuh berjamaah denganmu hari ini.”</strong><br />
Mendengar penjelasan Jibril itu, mengertilah kini Rasulullah. Beliau sangat menyukai perbuatan Ali karena apa yang dilakukannya itu tentunya menunjukkan betapa tinggi penghormatan umat Islam kepada orang lain. Satu hal lagi, Ali tidak pernah ingin bersengaja terlambat atau meninggalkan amalan shalat berjamaah. Rasulullah menjelaskan kabar itu kepada para sahabat.<br />
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini<br />
Silahkan <strong>SHARE</strong> ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat<br />
<em>Oleh: Mochamad Bugi<br />
Sumber : <a href="http://dakwatuna.com/">dakwatuna.com</a></em>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-56275424722850147142011-04-08T06:42:00.001-07:002011-04-09T05:33:29.349-07:00Jendela Rumah Sakit<strong>Dua orang yang mempunyai penyakit serius menempati kamar yang sama di rumah sakit.</strong> <br />
<div style="text-align: justify;"><strong>Pasien yang satu,</strong> setiap siang hari dibolehkan duduk selama satu jam supaya cairan yang ada di paru-parunya cepat hilang dan tempat tidurnya terletak di sebelah jendela satu-satunya di kamar itu.<span id="more-844"></span>Sedang <strong>Pasien yang satunya</strong> lagi hanya dapat berbaring di atas punggungnya setiap hari.</div>Kedua orang ini berbicara tentang istri, keluarga, rumah tangga, pekerjaan dan keterlibatan mereka dalam tugas-tugas militer.<br />
<a name='more'></a><br />
Setiap siang, ketika pasien yang dekat jendela duduk, ia menghabiskan waktunya bercerita kepada teman sekamarnya tentang semua yang ia lihat dari balik jendela.<br />
Teman sekamarnya selama satu jam hidup dalam dunia yang lebih luas. Kegiatan dan warna dunia luar membuatnya lebih bergairah hidup.<br />
Jendela itu menghadap ke taman yang di dalamnya ada telaga yang indah.<br />
Angsa dan itik bermainan di atas air sementara anak-anak melayarkan kapal-kapal mainannya. Sepasang kekasih jalan bergandeng tangan di antara bunga-bunga yang berwarna-warni seperti pelangi.<br />
Pohon tua yang besar menambah indahnya pemandangan.<br />
Garis bayangan kota terlihat di kejauhan. Setiap kali pasien yang di dekat jendela menjelaskan semuanya secara indah dan rinci, teman sekamarnya memejamkan mata membayangkan pemandangan itu.<br />
Suatu siang yang hangat, pasien yang di dekat jendela menceritakan parade yang lewat.<br />
Meskipun teman sekamarnya sama sekali tidak mendengar suara drum band, tapi ia dapat melihat parade itu dalam pikirannya karena temannya menggambarkannya dengan jelas.<br />
<strong>Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. </strong><br />
Suatu pagi, perawat yang datang membawakan air untuk mandi mereka mendapati tubuh pasien dekat jendela sudah tidak bernyawa.<br />
Ia meninggal dengan penuh kedamaian dalam tidurnya.<br />
Perawat yang selama ini telah merawatnya merasa sedih.<br />
Ia memanggil karyawan rumah sakit untuk memindahkan mayat itu.<br />
Setelah menganggap layak waktunya, pasien yang lain bertanya apakah ia boleh pindah ke dekat jendela.<br />
Perawat tidak keberatan dengan pergantian tempat ini.<br />
Setelah merasa bahwa sang pasien telah berbaring dengan nyaman di sebelah jendela, sang perawat pergi meninggalkannya sendiri.<br />
Perlahan-lahan dengan menahan sakit, pasien itu menggunakan sikunya agar tubuhnya naik dan dapat melongok ke jendela.<br />
Akhirnya ia bakal melihat pemandangan indah itu dengan mata kepalanya sendiri.<br />
Ia tegangkan badannya lalu perlahan-lahan berputar untuk melihat ke jendela.<br />
Betapa kagetnya ketika ia mengetahui bahwa di balik jendela itu hanya tembok belaka.<br />
Si pasien lalu menceritakan kejadian yang dialaminya kepada perawat.<br />
<strong>“Apa gerangan yang membuat teman sekamarku berbuat demikian?”</strong> Tanya si pasien kepada perawat.<br />
<strong>“Lelaki itu sesungguhnya buta, tembok yang ada di seberang jendela itu pun tak dapat dilihatnya.”</strong> Jelas si perawat.<br />
<strong>“Mungkin ia ingin membesarkan hatimu…….!!!” </strong><br />
Semoga kita bisa mengambil hikmah kisah iniThe_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-67585413880154711432011-04-02T21:56:00.000-07:002011-04-02T21:56:32.455-07:00Sebuah Cinta Abadi yang pernah ada di BumiSebuah kisah Cinta Sejati, Kisah nyata yg pernah terjadi di Bumi ini…<br />
<strong>Sekian ratus tahun yang lalu…</strong><br />
Di malam yang sunyi, di dalam rumah sederhana yang tidak seberapa luasnya… seorang istri tengah menunggu kepulangan suaminya. Tak biasanya sang suami pulang larut malam. Sang istri bingung…. hari sudah larut dan ia sudah sangat kelelahan dan mengantuk. Namun, tak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk segera tidur dan terlelap di tempat tidur suaminya. Dengan setia ia ingin tetap menunggu… namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan Sang suami tercinta belum juga datang.<span id="more-855"></span><br />
<a name='more'></a><br />
<strong>Tak berapa lama kemudian….</strong><br />
seorang laki-laki yang sangat berwibawa lagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana.<br />
Laki-laki ini adalah suami dari sang istri tersebut.<br />
Malam ini beliau pulang lebih lambat dari biasanya, kelelahan dan penat sangat terasa.<br />
Namun, ketika akan mengetuk pintu… terpikir olehnya Sang istri yang tengah terlelap tidur…. ah, sungguh ia tak ingin membangunkannya.<br />
Tanpa pikir panjang, ia tak jadi mengetuk pintu dan seketika itu juga menggelar sorbannya di depan pintu dan berbaring diatasnya.<br />
Dengan kelembutan hati yang tak ingin membangunkan istri terkasihnya, Sang suami lebih memilih tidur di luar rumah..<br />
di depan pintu…<br />
dengan udara malam yang dingin melilit…<br />
hanya beralaskan selembar sorban tipis.<br />
Penat dan lelah beraktifitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang ia hadapi..<br />
karena tak ingin membangunkan istri tercinta. <strong>Subhanallah…</strong><br />
Dan ternyata, di dalam rumah..<br />
persis dibalik pintu tempat sang suami menggelar sorban dan berbaring diatasnya..<br />
Sang istri masih menunggu, hingga terlelap dan bersandar sang istri di balik pintu.<br />
Tak terlintas sedikitpun dalam pikirinnya tuk berbaring di tempat tidur, sementara suaminya belum juga pulang.<br />
Namun, karena khawatir rasa kantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu Sang suami ketika pulang, ia memutuskan tuk menunggu Sang suami di depan pintu dari dalam rumahnya.<br />
<strong>malam itu… tanpa saling mengetahui, sepasang suami istri tersebut tertidur berdampingan di kedua sisi pintu rumah mereka yang sederhana… karena kasih dan rasa hormat terhadap pasangan.. Sang Istri rela mengorbankan diri terlelap di pintu demi kesetiaan serta hormat pada Sang suami dan Sang suami mengorbankan diri tidur di pintu demi rasa kasih dan kelembutan pada Sang istri.</strong><br />
dan Nun jauh di langit….<br />
ratusan ribu malaikat pun bertasbih….<br />
menyaksikan kedua sejoli tersebut…<br />
<strong>SUBHANALLAH WABIHAMDIH</strong><br />
betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina<br />
terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona…<br />
saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan saling menghormati…<br />
<strong>Tahukah Anda… siapa mereka..?</strong><br />
Sang suami adalah <strong>Muhammad bin Abdullah, Rasulullah SAW dan Sang istri adalah Sayyidatuna Aisyah RA binti Abu Bakar As-Sidiq.</strong><br />
Merekalah sepasang kekasih teladan, suami istri dambaan, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat.<br />
Semoga rahmat ALLAH senantiasa tercurah bagi keduanya, dan mengumpulkan jiwa kita bersama Rasulullah SAW dan Sayyidatuna Aisyah RA dalam surgaNYA kelak.<br />
dan Semoga ALLAH SWT memberi kita taufiq dan hidayah tuk bisa meneladani kedua manusia mulia tersebut.<br />
<strong>Amiin…amiin ya rabbal’alamiin….</strong><br />
<br />
<strong><i>Sumber : </i><a href="http://virouz007.wordpress.com/"><span style="font-weight: normal;">virouz007.wordpress.com</span></a> </strong>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-90485811155317303752011-04-02T21:47:00.000-07:002011-04-02T21:49:53.454-07:00MENCINTAI KEHIDUPAN DAN HIDUP Saat itu aku anak tunggal yang punya segala sesuatu yang kuinginkan. Tapi bahkan seorang anak kaya yang cantik dan manja pun juga bisa merasa kesepian sekali-kali, jadi ketika ibu memberitahuku bahwa ia hamil, aku benar-benar luar biasa gembiranya, wuihhh... begitu penuh suka cita. Aku mulai membayangkan kau, bakal betapa bagusnya dan bagaimana kita ini akan selalu bersama-sama dan kau akan begitu mirip menyerupai aku.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Jadi, ketika kau lahir, kuamati tangan-tanganmu yang kecil mungil dan dengan bangga kau kutontonkan pada sahabat-sahabatku. Mereka menyentuhmu dan kadang-kadang mencubitmu, tapi kau tak pernah bereaksi. Waktu kau lima bulan, beberapa hal mulai meresahkan ibu. Kau tampaknya begitu diam, hampir-hampir tak pernah bergerak dan seakan mati rasa, dan tangismu itu begitu aneh bunyinya, mirip-mirip seperti anak kucing.<br />
<br />
Akhirnya kami membawamu ke dokter. Sampai ke dokter ketigabelas<br />
mengamatimu tanpa suara dan berkata bahwa kau mengidap sindroma "cry du chat" (kri-du-sya) --- (tangisnya kucing dalam Bahasa Perancis).<br />
<br />
Saat aku tanya apa artinya itu, ia menatapku, penuh belas kasih dan dengan lembut berkata, "Adikmu tak pernah akan mampu berjalan atau bicara."<br />
<br />
Dokter itu bilang, ini suatu kondisi yang menimpa satu dari 50.000<br />
kelahiran, menyebabkan korban jadi terbelakang dan cacat. Ibu jadi kaget sekali dan naik darah, ia marah-marah. Kupikir itu kurang adil.<br />
<br />
Waktu kami pulang, ibu menggendongmu dalam tangannya dan mulai<br />
menangis. Aku melihatmu dan menyadari bahwa omongan-omongan akan beredar bahwa kau tak normal. Jadi, untuk mempertahankan popularitasku, aku lakukan apa yang tidak termakan akal sehat, kuanggap kau bukan lagi milikku. Ayah dan ibu tidak tahu soal ini, tapi aku mengeraskan diriku agar tidak mencintaimu selama kau tumbuh.<br />
<br />
Ibu dan ayah mengucurimu dengan cinta kasih dan perhatian dan itu<br />
membuatku pahit getir. Dan dengan berlalunya tahun demi tahun, kepahitan itu berubah menjadi kemarahan, dan kemudian menjadi kebencian. Ibu tak pernah melepaskan harapan terhadapmu. Ia tahu ia harus melakukan dan bertahan demi kamu. Setiap kali ia letakkan mainanmu ke bawah, kau akan bergulingan dan bukannya merangkak. Kulihat hati ibu patah hancur setiap kali ia menyimpan mainan mainanmu, dan mengikatkan potongan plastik stirofom di perutmu agar kau tak bisa mengguling. Tapi kau tetap berjuang dan kau menangis begitu menyayat hati dalam nada dan bunyi yang teramat<br />
memilukan hati, bunyi tangis anak kucing.... Tapi meski demikian, ibu tetap bertahan dan pantang menyerah.<br />
<br />
Lalu pada suatu hari, kau mengalahkan segala omongan para doktermu soal kau cuma bisa merangkak. Saat ibu melihat hal ini, ia tahu bahwa kau akhirnya pasti akan bisa berjalan. Jadi saat kau masih merangkak ketika usiamu sudah empat tahun, ia menaruhmu di atas rumput cuma dengan memakai popok, tahu bahwa engkau tak senang dan benci tiap kali merasakan tusukan rumput pada kulitmu. Lalu ia akan meninggalkan kau di situ begitu saja.<br />
<br />
Aku terkadang mengawasimu dari jendela dan bahkan tersenyum melihat ketidaksenanganmu. Kau akan merangkak ke tepi jalan setapak, dan ibu selalu mengembalikanmu. Lagi dan kembali lagi, ibu mengulangi ini terus menerus di atas rerumputan. Sampai pada suatu hari, ibu melihat kau, Patrick, mengangkat dirimu berdiri dan jalan ter-tatih-tatih keluar dari rumput secepat kaki kecilmu bisa mengangkatmu.<br />
<br />
Begitu penuh suka cita, ibu tertawa dan menangis, memanggilku dan ayah agar datang. Ayah memelukmu dan menangis begitu bebasnya. Aku mengawasi dari jendela kamar tidurku peristiwa yang begini menyentuh dan meluluhkan hati ini. Tahun-tahun berikutnya, ibu mengajarimu berbicara, membaca dan menulis. Sejak saat itu, sekali-kali aku lihat kau berjalan di luar, menciumi harumnya bunga-bunga, mengagumi burung-burung , atau cuma bersenyum, tertawa<br />
sendiri.........<br />
<br />
Aku mulai melihat keindahan dunia di sekitarku, kesederhanaan dan<br />
kepolosan hidup ini dan segala keajaiban dunia ini lewat matamu. Saat itu barulah aku menyadari bahwa sesungguhnya engkau saudaraku dan tak perduli betapa banyaknya aku berusaha untuk membencimu, aku tidak bisa sebab aku telah tumbuh untuk mencintaimu. Hari-hari berikutnya, kita kembali saling berhubungan. Aku membelikanmu mainan dan memberikan seluruh cinta yang pernah bisa diberikan oleh seorang kakak perempuan pada adik lakinya. Dan kau akan membalas mengimbaliku lewat senyum dan dekapanmu. Tapi aku rasa, kau memang tak ditakdirkan untuk benar-benar menjadi milik kami.<br />
<br />
Pada hari ultahmu yang kesepuluh, kau rasakan sakit kepala hebat.<br />
Diagnosa para dokter? Leukemia. Ibu cuma terperangah, napasnya begitu tersendat-sendat dan ayah memeluknya, sementara itu aku bergumul dan berjuang keras sekali untuk menahan keluarnya air mataku. Saat itulah, aku begitu mencintaimu. Dan aku tidak tahan untuk pergi meninggalkanmu.<br />
<br />
Lalu para dokter memberitahu kami bahwa satu-satunya harapanmu ialah transplantasi sumsum tulang. Kamu menjadi subjek bagi pencarian donor darah secara nasional. Lalu, saat kami akhirnya menemukan yang cocok, ternyata kau sudah terlanjur demikian parah sakitnya. Dokter-dokter dengan berat hati membatalkan operasi itu.<br />
<br />
Sejak saat itu, kau menjalani kemoterapi dan radiasi. Sampai pada<br />
akhirnya, kau masih tetap meneruskan bertahan menguber hidup. Hanya sekitar satu bulan sebelum kau meninggalkan kami, kau minta padaku untuk membuat sebuah daftar segala hal yang kau ingin lakukan apabila kau meninggalkan rumah sakit.<br />
<br />
Dua hari setelah daftar itu terselesaikan, kau meminta agar dokter-dokter melepaskan kau pulang. Di situ, kita makan es krim dan kue, berlarian di rumput, menaikkan layangan, pergi memancing, saling bergantian mengambil foto dan membiarkan balon-balon gas lepas membubung pergi. Aku masih ingat pembicaraan terakhir kita kok. Kau malah ngomong, sekiranya kau mati, dan aku ini butuh pertolongan, aku bisa mengirimkan suatu catatan terikat pada<br />
benang ditambatkan di balon gas dan biarkan saja terbang. Saat kau bilang itu, aku mulai menangis. Lalu engkau memelukku. Lalu, sekali lagi, untuk terakhir kalinya, engkau jatuh sakit lagi.<br />
<br />
Malam terakhir itu, kau meminta air, kau minta punggungmu digosok, kau jadi manja minta diemong kayak bayi lagi. Akhirnya, kau mengalami kejang-kejang dibarengi air mata yang mengaliri mukamu. Belakangan, di rumah sakit, kau berjuang berusaha berbicara, tapi kata-katamu tak mau keluar. Aku tahu apa yang ingin kau katakan.<br />
<br />
"Aku mendengar kok, omonganmu.." aku berbisik. Dan untuk terakhir<br />
kalinya, aku berkata, "Aku akan selalu mencintaimu dan aku tak pernah akan melupakanmu. Janganlah takut ya... Kau sebentar lagi akan bersama Tuhan di surga." Lalu, dengan air mata deras berderai, aku memandangi seorang bocah laki-laki yang paling tabah yang pernah kukenal, akhirnya berhenti bernafas.<br />
Ayah, ibu, dan aku sendiri menangis dan menangis terus sampai se-<br />
akan tak ada lagi air mata tersisa. Patrick akhirnya kau hilang, pergi<br />
meninggalkan kami semua. Mulai saat itu, engkau adalah sumber inspirasi bagiku. Kau menunjukkanku bagaimana mencintai kehidupan dan hidup, dan menghidupinya sepenuhnya.<br />
<br />
Dengan kesederhanaan dan kejujuranmu, kau telah menunjukkan aku<br />
sebuah dunia penuh cinta dan kepedulian. Dan kaulah yang membuatku sadar bahwa hal yang terpenting di dalam hidup ini ialah terus mengasihi tanpa bertanya mengapa dan bagaimana dan tanpa menetapkan batas-batas apapun.<br />
<br />
Dengan surat dan balon ini, aku terbang dan layangkan cinta kasihku kepadamu. Terima kasih padamu, adik kecilku, untuk segalanya<br />
<br />
<br />
<i>Source : <a href="http://bungacerita.blogspot.com/">bungacerita.blogspot.com</a></i>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-30386811968766385312011-03-05T20:49:00.000-08:002011-03-05T20:50:53.514-08:00Belajar akan Kerendahan Hati<u><b><i><span style="color: white;">Pada</span></i></b></u> suatu sore yang cerah, seorang cendekiawan ingin menikmati pemandangan laut dengan menyewa sebuah perahu nelayan dari tepi pantai. Setelah harga sewa<br />
per jam disepakati, keduanya melaut tidak jauh dari bibir pantai. Melihat nelayan terus bekerja keras mendayung perahu tanpa banyak bicara, sang cendekiawan . . .<br />
<a name='more'></a><br />
bertanya: "Apa bapak pernah belajar ilmu fisika tentang energi angin dan matahari?"<br />
"Tidak" jawab nelayan itu singkat.<br />
Cendekiawan melanjutkan " Ah, jika demikian bapak telah kehilangan seperempat peluang kehidupan Bapak"<br />
Nelayan cuma mengangguk-angguk membisu.<br />
"Apa bapak pernah belajar sejarah filsafat?" tanya cendikiawan.<br />
"Belum pernah" jawab nelayan itu singkat sambil menggeleng-gelengka n kepalanya.<br />
Cendekiawan melanjutkan " Ah, jika demikian bapak telah kehilangan seperempat lagi peluang kehidupan Bapak". Si Nelayan kembali cuma mengangguk-angguk<br />
membisu.<br />
"Apa bapak pernah belajar dan bisa berkomunikasi dengan bahasa asing?" tanya cendikiawan.<br />
"Tidak bisa" jawab nelayan itu singkat.<br />
"Aduh, jika demikian bapak total telah kehilangan tigaperempat peluang kehidupan Bapak"<br />
Tiba-tiba... .. <br />
Angin kencang bertiup keras dari tengah laut. Perahu yang mereka tumpangi pun oleng hampir terguling. Dengan tenang Nelayan bertanya kepada cendekiawan<br />
" Apa bapak pernah belajar berenang?"<br />
Dengan suara gemetar dan muka pucat ketakutan, orang itu menjawab "Tidak pernah"<br />
Nelayanpun memberi komentar dengan percaya diri "Ah, jika demikian, bapak telah kehilangan semua pe luang hidup bapak"...... ......... ......... ......... .<br />
<br />
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas:<br />
list of 3 items<br />
• Jangan meninggikan diri lebih hebat dari orang lain<br />
• Jangan sombong, sebab akan direndahkan Tuhan<br />
• Kita semua memiliki keterbatasan dan memerlukan orang lain.<br />
<br />
<span style="color: yellow;"><i>Source : <a href="http://bungacerita.blogspot.com/">bungacerita.blogspot.com</a></i></span>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-86810672656709683972011-03-05T20:44:00.000-08:002011-03-05T20:50:47.793-08:00LudrukMatahari siang tepat di atas ubun-ubun. Keringat membasahi tubuh. Entah karena terik matahari atau keringat dingin karena ketakutan. Satu anak bertugas menggergaji sementara yang lain menutupi agar tidak terlihat orang lain. Semua berdebar-debar. Semua gemetar.<br />
<br />
<br />
Tidak sampai dua puluh menit selesai sudah. Sebuah lubang terbentuk di pagar anyaman bambu itu. Tetap rasanya berjam-jam. Padahal ukuran lubang hanya sebesar tubuh anak-anak usia 11 tahun. Setelah itu potongan gedek kami tempelkan kembali sehingga tampak seperti semula. Sepintas tidak akan terlihat ada lubang bekas gergajian di sana. <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Malamnya, berjingkat-jingkat, kami menuju belakang gedung. Suasana temaram. Satu per satu kami mulai mbrobos ke dalam gedung melalui lubang kecil yang kami buat siang tadi. Siapa yang masuk terakhir, harus menutup kembali lubang tersebut. Itulah aturan mainnya. Setelah di dalam, kami langsung berbaur dengan penonton.<br />
<br />
Saya tinggal di Jalan Cisadane, Surabaya. Sekitar satu kilometer dari rumah saya ada sebuah lapangan. Mirip alun-alun. Fungsinya serbaguna. Selain tempat bermain, lapangan itu juga sering dipakai untuk pertunjukkan ludruk, teater khas Jawa Timur, mirip ketoprak di Jawa Tengah. <br />
<br />
Biasanya kelompok ludruk yang main di situ akan membangun sendiri gedung pertunjukkan. Kalau saya bilang “gedung pertunjukkan”, jangan membayangkan macam-macam. Bayangkan saja sebuah panggung dari papan, beratapkan seng, dengan dinding anyaman bambu atau gedek. Di sekeliling gedung akan diberi pagar anyaman bambu setinggi dua meter yang menjadi tembok pembatas antara mereka yang di luar dan penonton di dalam. <br />
<br />
Penonton harus membeli tiket. Tidak ada nomor bangku. Siapa cepat dia akan duduk di deretan paling depan. Paling dekat dengan panggung. Bangkunya juga terbuat dari bambu yang memanjang. Kalau penonton penuh, duduknya berhimpit-himpitan. Uniknya, tidak ada yang keberatan. Semua happy.<br />
<br />
Waktu itu usia saya 11 tahun. Bersama teman-teman sebaya, yang tidak mampu beli tiket, kami biasanya menerobos melalui lubang di tembok gedek yang kami gergaji pada siang hari. Pekerjaan menggergaji memang lebih aman dilakukan siang hari karena hampir semua pemain dan pengurus perkumpulan ludruk tidak berada di tempat. Mereka biasanya punya kegiatan atau pekerjaan lain. Gedung kosong. Saat itulah kami mulai beraksi membuat “lubang rahasia”.<br />
<br />
Biasanya lubang yang kami buat cuma efektif sampai tiga hari. Setelah itu akan ketahuan oleh pengelola gedung pertunjukkan lalu ditutup dan dijaga. Lampu neon tambahan juga akan dipasang. Jadilah kami gigit jari lagi. Modus operandi seperti ini akan kami pakai lagi kalau ada kelompok ludruk lain manggung di sana. Nanti ketahuan lagi, ditutup lagi, dijaga lagi, lalu kami gigit jari lagi. <br />
<br />
Kalau sudah begitu, biasanya strategi berikutnya akan kami jalankan. Kami akan berdiri di sekitar loket. Jika ada yang beli tiket, biasanya orang dewasa, kami akan memohon agar dibolehkan nunut alias numpang untuk ikut masuk. Caranya dengan menggandeng tangan orang tersebut. Sepintas mirip orang tua yang membawa anaknya nonton. Tidak semua pengelola gedung mengijinkan satu tiket untuk dua orang. Tetapi taktik ini kerap berhasil. <br />
<br />
Saya termasuk yang sering nunut. Suatu hari, ada seorang nenek bersama satu anak perempuan dan dua cucu laki-lakinya membeli tiket. Pakaian mereka sangat sederhana untuk tidak dibilang lusuh. Nenek itu membawa rantang berisi jajan untuk anak dan cucunya. Penonton yang tidak punya banyak uang biasanya membawa sendiri makanan dari rumah. Maklum, pertunjukkan bisa berlangsung lebih dari tiga jam.<br />
<br />
Kepada nenek itu saya memohon agar bisa nunut. Dia jatuh kasihan dan membolehkan saya ikut. Bahkan tangan saya digandengnya. Tetapi, begitu di depan pintu, petugas melarang saya masuk. Sang nenek berusaha meyakinkan petugas bahwa saya cucunya. Penjelasan yang menggelikan, memang, mengingat secara fisik saya sangat berbeda. Dengan kulit putih dan rambut keemasan, tidak mudah meyakinkan siapa pun bahwa saya cucunya. <br />
<br />
Dengan susah payah nenek itu meminta agar saya diperbolehkan masuk. Sang penjaga pintu tetap tidak mengijinkan. Mungkin wajah saya sudah dikenali karena hampir setiap malam muncul di situ. Mereka terus berdebat. Karena mulai ketakutan, saya lalu pergi menjauh. Tetapi, di luar dugaan, sang nenek memanggil saya untuk kembali. Dia merogoh kutangnya lalu mengeluarkan sejumlah uang recehan, menghitungnya sejenak, kemudian bergegas ke loket.<br />
<br />
Rasanya tidak percaya. Nenek itu membelikan saya tiket dengan sisa-sisa uangnya. Tiket itu lalu diberikan ke saya. “Saiki kowe iso mlebu,” ujarnya dalam bahasa Jawa sembari tersenyum. “Sekarang kamu bisa masuk,” katanya.<br />
<br />
Kenangan itu sangat membekas. Bahkan sampai detik ini. Kalau mengingat peristiwa itu, rasanya tetap saja sulit untuk bisa percaya. Dilihat dari penampilannya, nenek itu bukan orang yang berkecukupan. Bagaimana mungkin dalam kekurangannya dia mau mengorbankan sisa uangnya untuk saya? Untuk seorang bocah yang baru dikenalnya malam itu.<br />
<br />
Sumber : ANdy's Corner - KickAndy.ComThe_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-83112466493786705572011-02-26T08:00:00.000-08:002011-02-26T08:00:57.923-08:00DYING INSIDE<i><b>Puluhan</b></i> tahun yang lalu, di sebuah desa di California ada seorang<br />
tua, pekerjaan beliau adalah tukang asah pisau keliling. Setiap hari<br />
orang tua tersebut berkeliling dari rumah ke rumah untuk menawarkan<br />
jasanya. Beliau berkeliling sambil membunyikan lonceng kecil, untuk<br />
menarik perhatian orang.<br />
<br />
Pada awalnya, banyak sekali orang yang memanfaatkan jasa beliau.<br />
Setiap hari selalu ada saja orang yang mengasahkan pisau ataupun<br />
gunting mereka ke orang tua tersebut. Dengan pekerjaan mengasah<br />
pisau, orang tua tersebut bisa menghidupi keluarganya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Tahun demi tahun berlalu, jaman semakin modern dan membuat segalanya<br />
menjadi praktis. Demikian juga, pisau-pisau maupun gunting-gunting<br />
yang ada di pasaran semakin berkualitas dan murah. Sehingga perlahan-<br />
lahan tidak ada lagi orang yang mengasahkan pisau atau guntingnya.<br />
Mereka lebih memilih untuk membeli yang baru daripada mengasahkannya.<br />
<br />
Akibatnya, tidak ada lagi orang yang membutuhkan jasa orang tua si<br />
pengasah pisau tersebut. Tetapi setiap hari orang tua tersebut tetap<br />
berkeliling seperti biasa, dengan harapan masih ada orang yang mau<br />
memanfaatkan jasanya.<br />
<br />
Awalnya, orang tua tersebut masih bersemangat. Tapi lama-kelamaan,<br />
semangatnya semakin kendur karena dia merasa tidak ada lagi orang<br />
yang membutuhkan dia. Waktu berlalu, akhirnya tidak lama, orang tua<br />
tersebut meninggal. Ada yang mengatakan bahwa orang tua tersebut<br />
meninggal karena kanker. Tapi sebenarnya apa yang menyebabkan orang<br />
tua tersebut meninggal?<br />
<br />
Apa yang akan Anda rasakan bila tidak ada lagi orang yang membutuhkan<br />
Anda?<br />
Anda akan merasa "dying inside!".<br />
<br />
Menurut teori kebutuhan Abraham Maslow, kebutuhan manusia yang paling<br />
tinggi adalah aktualisasi diri. Anda akan merasa sangat berarti bila<br />
Anda dibutuhkan oleh banyak orang. Oleh karena itu, buatlah sesuatu<br />
yang dapat membuat diri Anda dibutuhkan, kembangkan potensi diri Anda!<br />
<br />
<i>source : <a href="http://bungacerita.blogspot.com/">bungacerita.blogspot.com</a></i>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-30324209210552174512011-02-16T20:27:00.000-08:002011-02-16T20:29:04.738-08:00Yan Hui dan 3 X 8 = 23Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.<br />
Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?<br />
<br />
"Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".<br />
<br />
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"<br />
<br />
Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"<br />
<br />
Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".<br />
<br />
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata<br />
kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia." Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.<br />
<br />
Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh."<br />
<br />
Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.<br />
<br />
Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.<br />
<br />
Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.<br />
<br />
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"<br />
<br />
Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".<br />
<br />
Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."<br />
<br />
Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"<br />
<br />
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."<br />
<br />
Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.<br />
<br />
Cerita ini mengingatkan kita:<br />
<br />
Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.<br />
<br />
Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.<br />
<br />
Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.<br />
<br />
Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.<br />
<br />
Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.<br />
<br />
Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.<br />
<br />
Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.<br />
<br />
Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga<br />
<br />
<b>Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.</b><br />
<br />
<b>BE A WINNER!</b><br />
<br />
<i>source : bungacerita.blogspot.com</i><b> </b>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-25426237563925398062011-01-22T06:28:00.001-08:002011-02-16T20:27:52.082-08:00"Kalung Annisa"<b>Semoga ada pelajaran dari kisah ini:</b><br />
<br />
<br />
Di sore hari yg cerah, Anisa dan ibunya berbelanja di supermarket tepatnya di jalan Datuk Maharaja. Ketika sedang asik menemani sang ibu belanja Anisa melihat kalung mutiara putih berkilauan, kalung itu tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat attraktif. Kalung itu nampak begitu indah sekali , sehingga Anisa pun sangat ingin memiliki kalung itu. Tapi Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli.<br />
Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya.<br />
<a name='more'></a><br />
“Bunda, bolehkah Anisa memiliki kalung ini? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi… “Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas. Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten.<br />
“Oke … Anisa, kamu boleh memiliki Kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?”<br />
Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.<span id="more-5318"></span>“Terimakasih…, Ibu” Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau. Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatumalam, ketika selesai membacakan sebuah cerita,<br />
Ayah bertanya “Anisa…, Anisa sayang Enggak sama Ayah ?”<br />
“Tentu dong… Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !”<br />
“Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu…<br />
“Yah…, jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil “si Ratu” boneka kuda dari nenek… ! Itukesayanganku juga<br />
“Ya sudahlah sayang,… ngga apa-apa !”. Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.<br />
Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi,<br />
“Anisa…, Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?”<br />
“Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah?”.<br />
“Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu.”<br />
“Jangan Ayah… Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini..”Kata Anisa seraya<br />
menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain. Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya…”Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?” Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya.<br />
Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya” Kalau Ayah mau…ambillah kalung Anisa”<br />
Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih…sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa…”Anisa… ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau”<br />
Ya…, ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.<br />
Demikian pula halnya dengan Allah S.W.T. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan. Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.<br />
<br />
<br />
Ref: http://robbie-alca.blogspot.com/search/label/Cerita%20islami%20TerpopulerThe_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-29612330817769271672011-01-20T00:45:00.000-08:002011-01-20T00:49:09.005-08:00SOICHIRO HONDA : “Lihat Kegagalan Saya”<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2b31gC6fmLzyJtEsvyFDMOpJXSz88aWo1V3MHITeUMjMmLejWUX9whUMccioOI-fNzy29cUgosM2J41Er9OJl_OJykTwxnlc3ws7JVCSDJPvtGMjByaSDqbK3DXaGfT4kIeM3dQMKHGCX/s1600/soichiro_honda.01.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2b31gC6fmLzyJtEsvyFDMOpJXSz88aWo1V3MHITeUMjMmLejWUX9whUMccioOI-fNzy29cUgosM2J41Er9OJl_OJykTwxnlc3ws7JVCSDJPvtGMjByaSDqbK3DXaGfT4kIeM3dQMKHGCX/s1600/soichiro_honda.01.jpg" /></a>Pengalaman adalah guru yang paling brutal dan kejam.<br />
<br />
<br />
Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.<br />
Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda – Soichiro Honda – diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor<br />
<a name='more'></a>. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever. Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi…<br />
Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.<br />
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.<br />
Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.<br />
Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.<br />
Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.<br />
Kuliah karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah – pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.<br />
“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.<br />
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.<br />
Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.<br />
Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” – cikal bakal lahirnya mobil Honda – itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok.<br />
Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia. Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.<br />
Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang ”Raja” jalanan.<br />
5 Resep keberhasilan Honda:<br />
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.<br />
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.<br />
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.<br />
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.<br />
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.<br />
<br />
source : kisahinspiratif.comThe_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-1346592041357920322011-01-14T06:13:00.000-08:002011-01-16T06:54:44.023-08:00Dimana Ada Kemauan, Pasti Ada Jalan !<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZBQwSPuUrllRpg_6_2BCEOOTH0guMlsSV-XaFRStX6j8ObldGS3za_WwJe0BhAsirfYRw0DroD2M8JvhwNycfAAEJzy1mEq2ubPvHOrKCFnfuRQNc_2rAeg0BYgnDqpEus73WIF1YNuZp/s1600/hariEsok1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZBQwSPuUrllRpg_6_2BCEOOTH0guMlsSV-XaFRStX6j8ObldGS3za_WwJe0BhAsirfYRw0DroD2M8JvhwNycfAAEJzy1mEq2ubPvHOrKCFnfuRQNc_2rAeg0BYgnDqpEus73WIF1YNuZp/s320/hariEsok1.jpg" width="320" /></a></div>SAYA punya pengalaman buruk. Dulu, ketika SMA, saya pernah ikut olimpiade sains tingkat propinsi yang bertempat di Semarang, Jawa Tengah. Ketika itu, saya hanya bisa berada di posisi sepuluh besar. Kendati jauh dari yang saya harapkan, tapi saya tak kecewa. Setidaknya, saya telah berusaha semaksimal mungkin.<br />
<br />
Tapi, hal yang membuat saya sangat kecewa adalah para peserta yang dapat juara ternyata si “mata sipit”, China. Tak ada satu pun pelajar pribumi Muslim. Saya sendiri ketika itu utusan dari sekolah kecil di kota terpencil Grobogan. Tak pelak, sebagai pelajar pribumi Muslim, hal itu membuatku kurang PD. <br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Pengalaman itulah yang memompa semangatku agar lebih semangat belajar dan berprestasi. Tak sewajarnya kalah dengan mereka yang berbeda agama apalagi minoritas jumlahnya. Padahal, sebagai Muslim, seharusnya memiliki kualitas ilmu yang jauh lebih dahsyat ketimbang mereka. Bukankah sejarah Islam selama ini mengatakan, umat Islam selalu mendapat kemenangan dalam setiap pertempuran. Padahal, jumlah mereka lebih sedikit. <br />
<br />
Sejak itu, saya berniat belajar hingga doktor meski kondisi ekonomi sangat tipis. Orangtuaku hanya petani kecil biasa. Hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, mustahil jika untuk biaya kuliahku. Usai SMA, saya melanjutkan perguruan tinggi swasta di Surabaya. Alhamdulillah, selama kuliah, saya mendapat beasiswa penuh; SPP, makan plus asrama. Saya pun hanya tinggal mencari biaya tambahan sehari-hari untuk buku, sabun dan lain sebagainya.<br />
<br />
Untuk mendapatkan itu, saya terkadang ngajar les private, jual majalah hingga menjadi juru pungut donatur di sebuah lembaga amil zakat. Semuanya saya lakukan dengan senang hati hingga lulus kuliah. Selama kuliah saya jadi mahasiswa terbaik dan ketika lulus pun dengan predikat cum laude. Satu tangga sudah saya lalui. Plong. <br />
<br />
Seperti cita-cita tadi. Saya haru terus kuliah. Saya harus tapaki tangga lainnya lagi yang masih tinggi dan mendaki. Karena itu, setahun usai S1, saya kemudian melanjutkan S2 di perguruan tinggi negeri ternama di kota Jember, Jatim. Padahal, waktu itu tak punya modal, hanya yakin saja di mana ada kemauan di sana ada jalan. Betul saja, setelah kuliah S2, ternyata rezeki datang dari mana saja. Tak terduga.<br />
<br />
Untuk memenuhi biaya S2 dan kebutuhan lainnya, saya membuka bimbingan belajar (Bimbel). Saya mengumpulkan puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jember untuk jadi guru les di tempat bimbel yang telah saya buat. Dari situ, saya bisa memiliki ratusan murid les. Setiap bulannya saya bisa meraup bersih Rp. 3 juta lebih. Setidaknya, dari usaha itu bisa menutupi biaya kuliahku. Hal itu pun membuat saya jadi lebih yakin bahwa jika ada kemauan, pasti ada jalan. Tinggal mau berusaha atau tidak.<br />
<br />
Jalan mulus pun tak jarang saya lalui selama menimba ilmu. Ketika itu ada seorang kenalan yang ingin menjual tanahnya, luasnya sekitar 10 hektar. Dia minta dicarikan pembeli. Kebetulan, dosen saya punya rekan yang butuh lahan untuk membuka usaha.<br />
<br />
Dan, Alhamdulillah cocok. Saya pun berhasil memediasikan jual beli itu. Tak disangka, dari hasil cuap-cuap itu saya dapat imbalan fantastis. Padahal, di awal, saya tak mematok harga atas apa yang saya lakukan itu. Uang cukup banyak itu lalu saya investasikan untuk membeli pohon sengon. Sekitar dua tahun, waktu normal kuliah S2, saya akhirnya lulus juga. Tangga ke dua berhasil saya lalui. Plong.<br />
<br />
Melanjutkan sekolah<br />
<br />
Usai lulus S2, saya pun langsung melanjutkan ke jenjang doktor. Saya mengambil di perguruan tinggi negeri ternama di Semarang, Jateng dengan jurusan yang sama. Seperti sebelumnya, saya memciptakan usaha untuk menopang biaya kuliah dan hidup. Saya membuka usaha warteg. Kini sudah ada tujuh warteg yang saya kelola. Selain itu saya juga bisnis lainnya; jual beli batik dan sebagainya.<br />
<br />
Dari situ saya sudah cukup mendapat keuntungan. Tak hanya itu, tesis saya, “Marketing Sekolah” juga dibeli Dikti seharga Rp 50 juta. Selama kuliah, S1, S2 hingga S3 (masih proses), saya merasakan ada bukti dari falsafah itu; "Jika ada kemauan pasti ada jalan."<br />
<br />
Saya pun semakin yakin untuk menapaki tangga-tangga lainnya yang masih tinggi dan terjal. Asal ada keingginan dan usaha yang keras.<br />
<br />
Tapi, tangga-tangga yang saya lalui itu tidak hanya untuk sekedar mengoleksi gelar saja. Jauh dari itu, saya ingin membangun lembaga pendidikan yang berkualitas yang mampu menciptakan out put unggul baik di bidang agama maupun umum. Menciptakan pelajar Muslim yang tidak kalah hebat.<br />
<br />
Mungkin, orang yang mengetahui cita-citaku itu akan pesimistis atau setidaknya mencemooh “Masa anak petani miskin punya cita-cita tinggi.” Tapi, saya tetap yakin, di mana ada keinginan pasti ada jalan. Dan, keinginan itu pun telah saya rintis.<br />
<br />
Insya Allah, saya akan membeli lahan di sebuah daerah dingin yang representatif di daerah Semarang. Di sana, jika tidak ada aral melintang, rencananya akan membangun lembaga pendidikan. Saya pun telah merancangnya dari sekarang. Hasil dari investasi 20 hektar pohon sengon pun akan saya tanamkan di situ. InsyaAllah. [<b>ans, </b><i>seperti dikisahkan Iskandar kepada <a href="http://www.hidayatullah.com/">hidayatullah.com</a></i>] The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-31433330204028893152011-01-07T23:11:00.001-08:002011-01-08T08:09:00.792-08:00"Andai Lebih Panjang"Hari itu ada seseorang yang meninggal dunia. Seperti biasanya, jika ada sahabat meninggal dunia, Rasulullah pasti menyempatkan diri mengantarkan jenazahnya sampai ke kuburan. <br />
<br />
Tidak cukup sampai di situ, pada saat pulangnya, Rasulullah menyempatkan diri singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga yang ditinggalkan supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musbah itu. Begitupun terhadap keluarga sahabat yang satu ini.<br />
<br />
Sesampai di rumah duka, Rasulullah bertanya kepada istri almarhum, “Tidakkah almarhum suamimu mengucapkan wasiat ataulah sesuatu sebelum ia wafat?”<br />
<br />
Sang istri yang masih diliputi kesedihan hanya tertunduk. Isak tangis masih sesekali terdengar dari dirinya. “Aku mendengar ia mengatakan sesuatu di antara dengkur nafasnya yang tersengal. Ketika itu ia tengah menjelang ajal, ya Rasulullah.”<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3043843450448409861&postID=3143333020402889315" name="more"></a>Rasulullah tertanya, “Apa yang dikatakannya?”<br />
<br />
“Aku tidak tahu, ya Rasulullah. Maksudku, aku tidak mengerti apakah ucapannya itu sekadar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dahsyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.”<br />
<br />
“Bagaimana bunyinya?” tanya Rasulullah lagi.<br />
<br />
Istri yang setia itu menjawab, “Suamiku mengatakan ‘Andaikata lebih panjang lagi..., Andaikata yang masih baru ..., Andaikata semuanya ...’. Hanya itulah yang tertangkap sehingga aku dan keluargaku bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu hanya igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai”<br />
<br />
Rasulullah tersenyum. Senyum Rasulullah itu membuat istri almarhum sahabat menjadi keheranan. Kemudian, terdengar Rasulullah berbicara, “Sungguh, apa yang diucapkan suamimu itu tidak keliru.” Beliau diam sejenak. “Jika kalian semua mau tahu, biarlah aku ceritakan kepada kalian agar tak lagi heran dan bingung.”<br />
<br />
Sekarang, bukan hanya istri almarhum saja yang menghadapi Rasulullah. Semua keluarga almarhum mengerubungi Rasul akhir zaman itu. Ingin mendengar apa gerangan sebenarnya yang terjadi.<br />
<br />
“Kisahnya begini,” Rasulullah memulai. <br />
“Pada suatu hari, ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Di tengah jalan ia berjumpa dengan dengan orang buta yang bertujuan sama—hendak pergi ke masjid pula. Si buta itu sendirian tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya. Maka, dengan sabar dan telatennya, suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas yang penghabisan, ia menyaksikan pahala amal shalihnya itu. Lalu ia pun berkata, ‘Andaikata lebih panjang lagi.’ Maksudnya adalah andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya akan jauh lebih besar pula.”<br />
<br />
Semua anggota keluarga itu sekarang mengangguk-angguk kepalanya. Mulai mengerti sebagian duduk perkara. “Terus, ucapan yang lainnya, ya Rasulullah?” tanya sang istri yang semakin penasaran saja.<br />
<br />
Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi sekali untuk shalat Subuh, cuaca dingin sekali. Di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suaminya membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia pun mencopot mantelnya yang lama yang tengah dikenakannya dan diberikan kepada si lelaki tua itu. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, ‘Coba, andaikata yang masih baru yang kuberikan kepadanya, dan bukannya mantelku yang lama yang kuberikan kepadanya, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi.’ Itulah yang dikatakan suami selengkapnya.”<br />
<br />
“Kemudian, ucapan yang ketiga, apa maksudnya ya Rasulullah?” tanya sang istri lagi.<br />
<br />
Dengan penuh kesabaran, Rasulullah menjelaskan, “Ingkatkah engkau ketika pada suatu waktu suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Ketika itu engkau segera menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur daging dan mentega. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong. Yang sebelah diberikannya kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalnya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata, ‘Kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak akan kuberi hanya separuh. Sebab, andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti pahalaku akan berlipat ganda pula.’”<br />
<br />
Sekarang, semua anggota keluarga mengerti. Mereka tak lagi risau dengan apa yang telah terjadi kepada suami dan ayah mereka ketika akan menjelang wafatnya. Kelapangan telah ia dapatkan karena ia tidak sungkan untuk menolong dan memberi.The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-88375072575452859642011-01-02T05:47:00.000-08:002011-01-20T00:47:31.159-08:00Ahmadinejad<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnhVpsH_48SrjYusrqThL8TCKtg7JhabO1bh6KWP4o1FuxkkjRG0C310m0MphiSJQWMkzQIHFkZvBH9MZm_xRLZLP1w_dmrke-SB5ixbVZkt1Bwan_tXCt-db1C0LlzV-AqSrsi7rP2avb/s1600/Ahmadinejad.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnhVpsH_48SrjYusrqThL8TCKtg7JhabO1bh6KWP4o1FuxkkjRG0C310m0MphiSJQWMkzQIHFkZvBH9MZm_xRLZLP1w_dmrke-SB5ixbVZkt1Bwan_tXCt-db1C0LlzV-AqSrsi7rP2avb/s320/Ahmadinejad.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ahmadinejad</td></tr>
</tbody></table><span class="st" id="st" name="st">AHMADINEJAD</span><br />
<br />
Pagi ini, seperti biasa, setelah sholat Subuh saya menarik sebuah<br />
buku<br />
dari rak dan mulai melakukan ritual keluarga, membaca.<br />
<br />
Ada beberapa buku baru yang saya beli beberapa waktu yang lalu dan<br />
beberapa bahkan masih dalam plastik. Melihat judulnya saja saya sudah<br />
tertarik. Salah satunya adalah "<span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span>, David di Tengah Angkara<br />
Goliath Dunia" terbitan Himah Teladan, kelompok Mizan.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Telah agak lama saya tertarik dengan tokoh satu ini. Sepak terjangnya<br />
melawan tekanan Barat dalam masalah nuklir benar-benar membuat saya<br />
penasaran dengan tokoh ini. Salah satu anggota milis CBE juga pernah<br />
menayangkan foto-foto tentang kesederhanaan beliau meski ada yang<br />
meragukan keasliannya. Telah lama rasanya dunia tidak memiliki tokoh<br />
'David' macam <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span> ini. Dunia kita ini sekarang dipenuhi oleh<br />
para pengecut dan tidak memiliki pendirian. Sosok <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span><br />
benar-benar seperti seteguk air di tengah sahara. Ketika baru saja<br />
membaca Pengantar yang dituliskan oleh Rosiana Silalahi dari SCTV dan<br />
Bab I tentang awal-awal kiprah <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span> dalam dunia politik di<br />
Iran<br />
tanpa terasa mata saya terasa hangat dan tanpa bisa saya kendalikan<br />
air mata saya mengalir. Saya sungguh tidak dapat menahan keharuan<br />
saya<br />
membaca dan mengetahui betapa sederhananya tokoh dunia satu ini.<br />
Saya<br />
terpaksa harus menghentikan membaca buku ini agar tidak larut dalam<br />
emosi saya. I'm such a sentimental person. Tapi terus terang saya<br />
memang hidup dalam kerinduan akan tokoh sederhana macam<br />
Nabi Muhammad, Umar bin Chattab, Umar bin Abdul Aziz, Mahatma Gandhi,<br />
Muhammad Hatta, Hidayat Nurwahid (saya pernah bertemu dengannya dan<script>
<!-- D(["mb","\u003cbr\>\nnampaknya ia sama sentimentalnya dengan saya).\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nDan kini ada Ahmadinejad, seorang tokoh in reality! Seberapa\u003cbr\>\nsederhanakah beliau ini? Let me tell you. Berikut ini saya kutipkan\u003cbr\>\nsebagian dari yang saya baca dari buku tersebut. Konon ketika beliau\u003cbr\>\nsudah menjabat sebagai walikota Teheran yang memiliki populasi lebih\u003cbr\>\nbesar daripada Jakarta ia masih tampil dengan sepatu yang\u003cbr\>\nbolong-bolong. Ia menyapu jalanan Teheran dan bangga dengan itu.\u003cbr\>\nSampai\u003cbr\>\nsekarang pun ia masih tampil dengan kemeja lengan panjang sederhana\u003cbr\>\nsehingga jika kita tidak mengenalnya dan bertemu dengannya kita tidak\u003cbr\>\nakan pernah mengira bahwa beliau adalah seorang presiden. Ya presiden\u003cbr\>\ndari sebuah negara besar. Di Balikpapan di mana saya tinggal bahkan\u003cbr\>\nhampir semua guru rasanya punya jas.\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nSebelum menjabat sebagai presiden Iran beliau adalah walikota \u003cbr\>\nTeheran,\u003cbr\>\nperiode 2003-2005. Teheran, ibukota Iran, kota dengan sejuta \u003cbr\>\nparadoks,\u003cbr\>\nmemiliki populasi hampir dua kali lipat dari Jakarta, yaitu sebesar \u003cbr\>\n16\u003cbr\>\njuta penduduk. Untuk bisa menjadi walikota dari ibukota negara tentu\u003cbr\>\nsudah merupakan prestasi tersendiri mengingat betapa Iran adalah\u003cbr\>\nnegara yang dikuasai oleh para mullah. Ia bukanlah ulama bersorban,\u003cbr\>\ntokoh revolusi, dan karir birokrasinya kurang dari 10 tahun. Beliau\u003cbr\>\ntinggal di gang buntu, maniak bola, tak punya sofa di rumahnya, dan\u003cbr\>\nkemana-mana dengan mobil Peugeot tahun 1977. Penampilannya sendiri\u003cbr\>\njauh dari menarik untuk dijadikan gosip, apalagi jadi selebriti.\u003cbr\>\nRambutnya kusam seperti tidak pernah merasakan sampo dan sepatunya\u003cbr\>\nitu-itu terus, bolong disana-sini, mirip alas kaki tukang sapu \u003cbr\>\njalanan\u003cbr\>\ndi belanatara Jakarta. Nah! Kira-kira dengan modal dan penampilan\u003cbr\>\nbegini apakah ia memiliki kemungkinan untuk menjabat sebagai walikota\u003cbr\>\nDepok saja, umpamanya?\u003cbr\>\nDalam tempo setahun pertanyaan tentang kemampuannya memimpin \u003cbr\>\nterjawab.\u003cbr\>\nWarga Teheran menemukan bahwa walikotanya sebagai pejabat yang bangga\u003cbr\>\nbisa menyapu sendiri jalan-jalan kota, gatal tangannya jika ada",1] ); //-->
</script><br />
nampaknya ia sama sentimentalnya dengan saya).<br />
<br />
Dan kini ada <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span>, seorang tokoh in reality! Seberapa<br />
sederhanakah beliau ini? Let me tell you. Berikut ini saya kutipkan<br />
sebagian dari yang saya baca dari buku tersebut. Konon ketika beliau<br />
sudah menjabat sebagai walikota Teheran yang memiliki populasi lebih<br />
besar daripada Jakarta ia masih tampil dengan sepatu yang<br />
bolong-bolong. Ia menyapu jalanan Teheran dan bangga dengan itu.<br />
Sampai<br />
sekarang pun ia masih tampil dengan kemeja lengan panjang sederhana<br />
sehingga jika kita tidak mengenalnya dan bertemu dengannya kita tidak<br />
akan pernah mengira bahwa beliau adalah seorang presiden. Ya presiden<br />
dari sebuah negara besar. Di Balikpapan di mana saya tinggal bahkan<br />
hampir semua guru rasanya punya jas.<br />
<br />
Sebelum menjabat sebagai presiden Iran beliau adalah walikota<br />
Teheran,<br />
periode 2003-2005. Teheran, ibukota Iran, kota dengan sejuta<br />
paradoks,<br />
memiliki populasi hampir dua kali lipat dari Jakarta, yaitu sebesar<br />
16<br />
juta penduduk. Untuk bisa menjadi walikota dari ibukota negara tentu<br />
sudah merupakan prestasi tersendiri mengingat betapa Iran adalah<br />
negara yang dikuasai oleh para mullah. Ia bukanlah ulama bersorban,<br />
tokoh revolusi, dan karir birokrasinya kurang dari 10 tahun. Beliau<br />
tinggal di gang buntu, maniak bola, tak punya sofa di rumahnya, dan<br />
kemana-mana dengan mobil Peugeot tahun 1977. Penampilannya sendiri<br />
jauh dari menarik untuk dijadikan gosip, apalagi jadi selebriti.<br />
Rambutnya kusam seperti tidak pernah merasakan sampo dan sepatunya<br />
itu-itu terus, bolong disana-sini, mirip alas kaki tukang sapu<br />
jalanan<br />
di belanatara Jakarta. Nah! Kira-kira dengan modal dan penampilan<br />
begini apakah ia memiliki kemungkinan untuk menjabat sebagai walikota<br />
Depok saja, umpamanya?<br />
Dalam tempo setahun pertanyaan tentang kemampuannya memimpin<br />
terjawab.<br />
Warga Teheran menemukan bahwa walikotanya sebagai pejabat yang bangga<br />
bisa menyapu sendiri jalan-jalan kota, gatal tangannya jika ada<script>
<!-- D(["mb","\u003cbr\>\nselokan\u003cbr\>\nyang mampet dan turun tangan untuk membersihkannya sendiri, menyetir\u003cbr\>\nsendiri mobilnya ke kantor dan bekerja hingga dini hari sekedar untuk\u003cbr\>\nmemastikan bahwa Teheran dapat mejadi lebih nyaman untuk ditinggali.\u003cbr\>\n"Saya bangga bisa menyapu jalanan di Teheran." Katanya tanpa berusaha\u003cbr\>\nuntuk tampil sok sederhana. Di belahan dunia lain sosoknya mungkin\u003cbr\>\ndapat dijadikan reality show atau bahkan aliran kepercayaan baru.\u003cbr\>\nSejak hari pertama menjabat ia langsung mengadakan kebijakan yang\u003cbr\>\nbersifat religius seperti memisahkan lift bagi laki-laki dan \u003cbr\>\nperempuan\u003cbr\>\n(ini tentu menarik hati para wanita di Teheran), menggandakan \u003cbr\>\npinjaman\u003cbr\>\nlunak bagi pasangan muda yang hendak menikah dari 6 juta rial menjadi\u003cbr\>\n12 juta rial, pembagian sup gratis bagi orang miskin setiap pekan,\u003cbr\>\ndan...\u003cbr\>\nmenjadikan rumah dinas walikota sebagai museum publik! Ia sendiri\u003cbr\>\nmemilih tinggal di rumah pribadinya di kawasan Narmak yang miskin \u003cbr\>\nyang\u003cbr\>\nhanya berukuran luas 170 m persegi. Ia bahkan melarang pemberian\u003cbr\>\nsajian pisang bagi tamu walikota mengingat pisang merupakan buah yang\u003cbr\>\nsangat mahal dan bisa berharga 6000 rupiah per bijinya. Ia juga\u003cbr\>\nmenunjukkan dirinya sebagai pekerja keras yang sengaja memperpanjang\u003cbr\>\njam kerjanya agar dapat menerima warga kota yang ingin mengadu.\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nNamun salah satu keberhasilannya yang dirasakan oleh warga kota\u003cbr\>\nTeheran adalah spesialisasinya sebagai seorang doktor di bidang\u003cbr\>\nmanajemen transportasi dan lalu lintas perkotaan. Sekedar untuk\u003cbr\>\ndiketahui, kemacetan kota Teheran begitu parahnya sehingga saya \u003cbr\>\npernah\u003cbr\>\ndikirimi salah satu foto lelucon dari berbagai belahan dunia dengan\u003cbr\>\njudul "Only in ..." . salah satunya dari Teheran dengan judul "Only \u003cbr\>\nin\u003cbr\>\nTeheran" dengan foto kemacetan lalu lintasnya yang bisa bikin\u003cbr\>\npenduduk Jakarta menertawakan kemacetan lalu lintas di kotanya. \u003cbr\>\nSecara\u003cbr\>\ndramatis ia berhasil menekan tingkat kemacetan di Teheran dengan\u003cbr\>\nmencopot lampu-lampu diperempatan jalan besar dan mengubahnya menjadi",1] ); //-->
</script><br />
selokan<br />
yang mampet dan turun tangan untuk membersihkannya sendiri, menyetir<br />
sendiri mobilnya ke kantor dan bekerja hingga dini hari sekedar untuk<br />
memastikan bahwa Teheran dapat mejadi lebih nyaman untuk ditinggali.<br />
"Saya bangga bisa menyapu jalanan di Teheran." Katanya tanpa berusaha<br />
untuk tampil sok sederhana. Di belahan dunia lain sosoknya mungkin<br />
dapat dijadikan reality show atau bahkan aliran kepercayaan baru.<br />
Sejak hari pertama menjabat ia langsung mengadakan kebijakan yang<br />
bersifat religius seperti memisahkan lift bagi laki-laki dan<br />
perempuan<br />
(ini tentu menarik hati para wanita di Teheran), menggandakan<br />
pinjaman<br />
lunak bagi pasangan muda yang hendak menikah dari 6 juta rial menjadi<br />
12 juta rial, pembagian sup gratis bagi orang miskin setiap pekan,<br />
dan...<br />
menjadikan rumah dinas walikota sebagai museum publik! Ia sendiri<br />
memilih tinggal di rumah pribadinya di kawasan Narmak yang miskin<br />
yang<br />
hanya berukuran luas 170 m persegi. Ia bahkan melarang pemberian<br />
sajian pisang bagi tamu walikota mengingat pisang merupakan buah yang<br />
sangat mahal dan bisa berharga 6000 rupiah per bijinya. Ia juga<br />
menunjukkan dirinya sebagai pekerja keras yang sengaja memperpanjang<br />
jam kerjanya agar dapat menerima warga kota yang ingin mengadu.<br />
<br />
Namun salah satu keberhasilannya yang dirasakan oleh warga kota<br />
Teheran adalah spesialisasinya sebagai seorang doktor di bidang<br />
manajemen transportasi dan lalu lintas perkotaan. Sekedar untuk<br />
diketahui, kemacetan kota Teheran begitu parahnya sehingga saya<br />
pernah<br />
dikirimi salah satu foto lelucon dari berbagai belahan dunia dengan<br />
judul "Only in ..." . salah satunya dari Teheran dengan judul "Only<br />
in<br />
Teheran" dengan foto kemacetan lalu lintasnya yang bisa bikin<br />
penduduk Jakarta menertawakan kemacetan lalu lintas di kotanya.<br />
Secara<br />
dramatis ia berhasil menekan tingkat kemacetan di Teheran dengan<br />
mencopot lampu-lampu diperempatan jalan besar dan mengubahnya menjadi<script>
<!-- D(["mb","\u003cbr\>\njalur putar balik yang sangat efektif.\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nSetalah menjabat dua tahun sebagai walikota Teheran ia masuk dalam\u003cbr\>\nfinalis pemilihan walikota terbaik dunia World Mayor 2005 dari 550\u003cbr\>\nwalikota yang masuk nominasi. Hanya sembilan yang dari Asia , \u003cbr\>\ntermasuk\u003cbr\>\nAhamdinejad.\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nTapi itu baru awal cerita. Pada tangagl 24 Juni 2005 ia menjadi bahan\u003cbr\>\npembicaraan seluruh dunia karena berhasil menjadi presiden Iran\u003cbr\>\nsetelah mengkanvaskan ulama-cum-mlliter Ali Hashemi Rafsanjani dalam\u003cbr\>\npemilihan umum. Bagaimana mungkin padahal pada awal kampanye namanya\u003cbr\>\nbahkan tidak masuk hitungan karena yang maju adalah para tokoh yang\u003cbr\>\nmemiliki hampir segalanya dibandingkan dengannya? Dalam jajak\u003cbr\>\npendapat awal kampanye dari delapan calon presiden yang bersaing,\u003cbr\>\nAkbar hasyemi Rafsanjani,\u003cbr\>\nAli Larijani, Ahmadinejad, Mehdi Karrubi, Mohammed Bhager Galibaf,\u003cbr\>\nMohsen Meharalizadeh, Mohsen Rezai, dan Mostafa Min, popularitas\u003cbr\>\nAhmadinejad paling buncit.\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nPada masa kampanye ketika para kontestan mengorek sakunya dalam-dalam\u003cbr\>\nuntuk menarik perhatian massa , Ahmadinejad bahkan tidak sanggup \u003cbr\>\nuntuk\u003cbr\>\nmencetak foto-foto dan atributnya sebagai calon presiden. Sebagai\u003cbr\>\nwalikota ia menyumbangkan semua gajinya dan hidup dengan gajinya\u003cbr\>\nsebagai dosen. Ia tidak mampu untuk mengeluarkan uang sepeser pun\u003cbr\>\nuntuk\u003cbr\>\nkampanye! Sebaliknya ia justru menghantam para calon presiden yang\u003cbr\>\nmenggunakan dana ratusan milyar untuk berkampanye atau yang bagi-bagi\u003cbr\>\nuang untuk menarik simpati rakyat.\u003cbr\>\nPada pemilu putaran pertama keanehan terjadi, Nama Ahmadinejad\u003cbr\>\nmenyodok ke tempat ketiga. Di atasnya dua dedengkot politik yang jauh\u003cbr\>\nlebih senior di atasnya, Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mahdi Karrubi.\u003cbr\>\nRafsanjani tetap menjadi favorit untuk memenangi pemilu ini mengingat\u003cbr\>\nreputasi dan tangguhnya mesin politiknya. Tapi rakyat Iran punya\u003cbr\>\nrencana dan harapan lain, Ahmadinejad memenangi pemilu dengan 61 %\u003cbr\>\nsedangkan Rafsanjani hanya 35%. Logika real politik dibikin jungkir",1] ); //-->
</script><br />
jalur putar balik yang sangat efektif.<br />
<br />
Setalah menjabat dua tahun sebagai walikota Teheran ia masuk dalam<br />
finalis pemilihan walikota terbaik dunia World Mayor 2005 dari 550<br />
walikota yang masuk nominasi. Hanya sembilan yang dari Asia ,<br />
termasuk<br />
Ahamdinejad.<br />
<br />
Tapi itu baru awal cerita. Pada tangagl 24 Juni 2005 ia menjadi bahan<br />
pembicaraan seluruh dunia karena berhasil menjadi presiden Iran<br />
setelah mengkanvaskan ulama-cum-mlliter Ali Hashemi Rafsanjani dalam<br />
pemilihan umum. Bagaimana mungkin padahal pada awal kampanye namanya<br />
bahkan tidak masuk hitungan karena yang maju adalah para tokoh yang<br />
memiliki hampir segalanya dibandingkan dengannya? Dalam jajak<br />
pendapat awal kampanye dari delapan calon presiden yang bersaing,<br />
Akbar hasyemi Rafsanjani,<br />
Ali Larijani, <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span>, Mehdi Karrubi, Mohammed Bhager Galibaf,<br />
Mohsen Meharalizadeh, Mohsen Rezai, dan Mostafa Min, popularitas<br />
<span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span> paling buncit.<br />
<br />
Pada masa kampanye ketika para kontestan mengorek sakunya dalam-dalam<br />
untuk menarik perhatian massa , <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span> bahkan tidak sanggup<br />
untuk<br />
mencetak foto-foto dan atributnya sebagai calon presiden. Sebagai<br />
walikota ia menyumbangkan semua gajinya dan hidup dengan gajinya<br />
sebagai dosen. Ia tidak mampu untuk mengeluarkan uang sepeser pun<br />
untuk<br />
kampanye! Sebaliknya ia justru menghantam para calon presiden yang<br />
menggunakan dana ratusan milyar untuk berkampanye atau yang bagi-bagi<br />
uang untuk menarik simpati rakyat.<br />
Pada pemilu putaran pertama keanehan terjadi, Nama <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span><br />
menyodok ke tempat ketiga. Di atasnya dua dedengkot politik yang jauh<br />
lebih senior di atasnya, Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mahdi Karrubi.<br />
Rafsanjani tetap menjadi favorit untuk memenangi pemilu ini mengingat<br />
reputasi dan tangguhnya mesin politiknya. Tapi rakyat Iran punya<br />
rencana dan harapan lain, <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span> memenangi pemilu dengan 61 %<br />
sedangkan Rafsanjani hanya 35%. Logika real politik dibikin jungkir<script>
<!-- D(["mb","\u003cbr\>\nbalik olehnya.\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nAhmadinejad memang penuh dengan kontroversi. Ia presiden yang tidak\u003cbr\>\nberasal dari mullah yang selama puluhan tahun telah mendominasi \u003cbr\>\nhampir\u003cbr\>\nsemua pos kekuasaan di Iran , status quo yang sangat dominan. Ia juga\u003cbr\>\nbukan berasal dari elit yang dekat dengan kekuasaan, tidak memiliki\u003cbr\>\ntrack-record sebagai politisi, dan hanya memiliki modal asketisme,\u003cbr\>\nyang untuk standar Iran pun sudah menyolok. Ia seorang revolusioner\u003cbr\>\nsejati sebagaimana halnya dengan Imam Khomeini dengan kedahsyatan \u003cbr\>\naura\u003cbr\>\nyang berbeda. Jika Imam Khomeini tampil mistis dan sufistis,\u003cbr\>\nAhamdinejad justru tampil sangat merakyat, mudah dijangkau siapapun,\u003cbr\>\nmudah dipahami dan diteladani. Ia adalah sosok Khomeini yang jauh\u003cbr\>\nlebih mudah untuk\u003cbr\>\ndipahami dan diteladani. Ia adalah figur idola dalam kehidupan nyata.\u003cbr\>\nSeorang 'satria piningit' yang mewujud dalam sosok nyata.\u003cbr\>\nSebagaimana mentornya, ia tidak terpengaruh oleh kekuasaan. Kekuasaan\u003cbr\>\nseolah tidak menyentuh karakter-karakter terdalamnya. Ia seolah\u003cbr\>\nmemiliki 'kepribadian ganda', di satu sisi ia bisa bertarung keras\u003cbr\>\nuntuk merebut dan mengelola kekuasaan, dan di sisi lain ia bertarung\u003cbr\>\nsama kerasnya menolak segenap pengaruh kekuasaan agar tidak\u003cbr\>\nmempengaruhi batinnya. Tidak bisa tidak, dengan karakter yang \u003cbr\>\ndemikian\u003cbr\>\nkompleks itu seorang revolusioner macam Ahmadinejad memang \u003cbr\>\nditakdirkan\u003cbr\>\nuntuk membuat banyak kejutan dan drama pada dunia.\u003cbr\>\nIa memangkas semua biaya dan fasilitas kedinasan yang tidak\u003cbr\>\nsine-qua-non terutama dengan urusan pribadi. Dalam pandangannya, \u003cbr\>\nuntuk\u003cbr\>\nmewujudkan masyarakat Islam yang maju dan sejahtera, pejabat negara\u003cbr\>\nharuslah memiliki standar hidup yang sama dengan rakyat kebanyakan.,\u003cbr\>\nmencerminkan kehidupan nyata dari masyarakatnya, dan tidak hidup di\u003cbr\>\nmenara gading. Ia menetapkan PPN baru bagi orang-orang kaya dan\u003cbr\>\nmengunakan dananya untuk membangun perumahan bagi rakyat miskin. Ia\u003cbr\>\nmembawa 'uang minyak ke piring-piring orang miskin' dengan program",1] ); //-->
</script><br />
balik olehnya.<br />
<br />
<span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span> memang penuh dengan kontroversi. Ia presiden yang tidak<br />
berasal dari mullah yang selama puluhan tahun telah mendominasi<br />
hampir<br />
semua pos kekuasaan di Iran , status quo yang sangat dominan. Ia juga<br />
bukan berasal dari elit yang dekat dengan kekuasaan, tidak memiliki<br />
track-record sebagai politisi, dan hanya memiliki modal asketisme,<br />
yang untuk standar Iran pun sudah menyolok. Ia seorang revolusioner<br />
sejati sebagaimana halnya dengan Imam Khomeini dengan kedahsyatan<br />
aura<br />
yang berbeda. Jika Imam Khomeini tampil mistis dan sufistis,<br />
Ahamdinejad justru tampil sangat merakyat, mudah dijangkau siapapun,<br />
mudah dipahami dan diteladani. Ia adalah sosok Khomeini yang jauh<br />
lebih mudah untuk<br />
dipahami dan diteladani. Ia adalah figur idola dalam kehidupan nyata.<br />
Seorang 'satria piningit' yang mewujud dalam sosok nyata.<br />
Sebagaimana mentornya, ia tidak terpengaruh oleh kekuasaan. Kekuasaan<br />
seolah tidak menyentuh karakter-karakter terdalamnya. Ia seolah<br />
memiliki 'kepribadian ganda', di satu sisi ia bisa bertarung keras<br />
untuk merebut dan mengelola kekuasaan, dan di sisi lain ia bertarung<br />
sama kerasnya menolak segenap pengaruh kekuasaan agar tidak<br />
mempengaruhi batinnya. Tidak bisa tidak, dengan karakter yang<br />
demikian<br />
kompleks itu seorang revolusioner macam <span class="st" id="st" name="st">Ahmadinejad</span> memang<br />
ditakdirkan<br />
untuk membuat banyak kejutan dan drama pada dunia.<br />
Ia memangkas semua biaya dan fasilitas kedinasan yang tidak<br />
sine-qua-non terutama dengan urusan pribadi. Dalam pandangannya,<br />
untuk<br />
mewujudkan masyarakat Islam yang maju dan sejahtera, pejabat negara<br />
haruslah memiliki standar hidup yang sama dengan rakyat kebanyakan.,<br />
mencerminkan kehidupan nyata dari masyarakatnya, dan tidak hidup di<br />
menara gading. Ia menetapkan PPN baru bagi orang-orang kaya dan<br />
mengunakan dananya untuk membangun perumahan bagi rakyat miskin. Ia<br />
membawa 'uang minyak ke piring-piring orang miskin' dengan program<script>
<!-- D(["mb","\u003cbr\>\n"Reza Love Fund" (Reza adalah Imam ke delapan kaum Syiah) dengan\u003cbr\>\nmengalokasikan 1,3 milyar dollar untuk program bantuan bagi kalangan\u003cbr\>\nmuda untuk menikah, memulai usaha baru, dan membeli rumah.\u003cbr\>\nMeski mengagumi Imam Khomeini dan hidup asketis tidak berarti ia\u003cbr\>\nkonservatif. Ia bahkan tampil moderat. Ketika ditanya apakah ia akan\u003cbr\>\nmengekang penggunaan jilbab yang kurang Islami di kalangan remaja\u003cbr\>\nTeheran, ia menjawab,: "Orang cenderung berpikir bahwa kembali ke\u003cbr\>\nnilai-nilai revolusioner itu hanya urusan memakai jilbab yang baik.\u003cbr\>\nMasalah sejati bangsa ini adalah lapangan kerja dan perumahan untuk\u003cbr\>\nsemua, bukan apa yang harus dipakai."\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nMeski telah terpilih menjadi presiden ia sama sekali tidak mengubah\u003cbr\>\npenampilannya. Ia tetap tampil bersahaja dan jauh dari pamor\u003cbr\>\nkepresidenan. Pada salah satu acara dengan kalangan mahasiswa salah\u003cbr\>\nsatu peserta menanyakan penampilannya yang tidak menunjukkan tampang\u003cbr\>\npresiden tersebut. Dengan lugas ia menjawab,: "Tapi saya punya \u003cbr\>\ntampang\u003cbr\>\npelayan. Dan saya hanya ingin menjadi pelayan rakyat." Air mata saya\u003cbr\>\nmengalir membaca ini. Subhanallah! Alangkah rendah hatinya pemimpin\u003cbr\>\nsatu ini. Tak salah jika ia dicintai oleh bagitu banyak mahluk Tuhan\u003cbr\>\ndi\u003cbr\>\nseluruh muka bumi.\u003cbr\>\n\u003cbr\>\nSaya tidak ingin menulis lebih panjang tentang tokoh satu ini. Saya\u003cbr\>\nmenganjurkan setiap orang untuk membeli bukunya dan membacanya \u003cbr\>\nsendiri\u003cbr\>\ndan menikmatinya sebagaimana saya menikmatinya. Belikan satu buku\u003cbr\>\nuntuk anak Anda dan biarkan ia mengenal satu tokoh besar dunia yang\u003cbr\>\nmasih hidup dan mudah-mudahan kelak dapat mengikuti jejaknya. Saya\u003cbr\>\nhanya ingin menutup tulisan ini dengan pendapatnya mengapa ia\u003cbr\>\nbersikeras agar Iran memiliki teknologi nuklir. Katanya,:"Jika nuklir\u003cbr\>\nini dinilai jelek\u003cbr\>\ndan kami tidak boleh menguasai dan memilikinya mengapa kalian sebagai\u003cbr\>\nnegara adikuasa boleh memilikinya? Sebaliknya, jika teknonuklir ini\u003cbr\>\nbaik untuk kalian, mengapa kami tidak boleh juga memakainya?" Suatu",1] ); //-->
</script><br />
"Reza Love Fund" (Reza adalah Imam ke delapan kaum Syiah) dengan<br />
mengalokasikan 1,3 milyar dollar untuk program bantuan bagi kalangan<br />
muda untuk menikah, memulai usaha baru, dan membeli rumah.<br />
Meski mengagumi Imam Khomeini dan hidup asketis tidak berarti ia<br />
konservatif. Ia bahkan tampil moderat. Ketika ditanya apakah ia akan<br />
mengekang penggunaan jilbab yang kurang Islami di kalangan remaja<br />
Teheran, ia menjawab,: "Orang cenderung berpikir bahwa kembali ke<br />
nilai-nilai revolusioner itu hanya urusan memakai jilbab yang baik.<br />
Masalah sejati bangsa ini adalah lapangan kerja dan perumahan untuk<br />
semua, bukan apa yang harus dipakai."<br />
<br />
Meski telah terpilih menjadi presiden ia sama sekali tidak mengubah<br />
penampilannya. Ia tetap tampil bersahaja dan jauh dari pamor<br />
kepresidenan. Pada salah satu acara dengan kalangan mahasiswa salah<br />
satu peserta menanyakan penampilannya yang tidak menunjukkan tampang<br />
presiden tersebut. Dengan lugas ia menjawab,: "Tapi saya punya<br />
tampang<br />
pelayan. Dan saya hanya ingin menjadi pelayan rakyat." Air mata saya<br />
mengalir membaca ini. Subhanallah! Alangkah rendah hatinya pemimpin<br />
satu ini. Tak salah jika ia dicintai oleh bagitu banyak mahluk Tuhan<br />
di<br />
seluruh muka bumi.<br />
<br />
Saya tidak ingin menulis lebih panjang tentang tokoh satu ini. Saya<br />
menganjurkan setiap orang untuk membeli bukunya dan membacanya<br />
sendiri<br />
dan menikmatinya sebagaimana saya menikmatinya. Belikan satu buku<br />
untuk anak Anda dan biarkan ia mengenal satu tokoh besar dunia yang<br />
masih hidup dan mudah-mudahan kelak dapat mengikuti jejaknya. Saya<br />
hanya ingin menutup tulisan ini dengan pendapatnya mengapa ia<br />
bersikeras agar Iran memiliki teknologi nuklir. Katanya,:"Jika nuklir<br />
ini dinilai jelek<br />
dan kami tidak boleh menguasai dan memilikinya mengapa kalian sebagai<br />
negara adikuasa boleh memilikinya? Sebaliknya, jika teknonuklir ini<br />
baik untuk kalian, mengapa kami tidak boleh juga memakainya?" Suatu<script>
<!-- D(["mb","\u003cbr\>\nargumen sederhana yang tidak mampu dijawab oleh negara-negara Barat.\u003cbr\>\nItu sebabnya Bush tidak bersedia meladeninya dalam suatu tantangan\u003cbr\>\ndebat di PB\u003cbr\>\n\u003cbr\>\n--- End forwarded message ---\u003cbr\>\n\u003cbr\>\n\u003c/p\>\n \u003c/div\> \n\n \n \u003cspan width\u003d\"1\" style\u003d\"color:white\"\>__._,_.___\u003c/span\>\n \n \u003cdiv\>\n \u003cspan\>\n \u003ca href\u003d\"http://groups.yahoo.com/group/te-xi-stttelkom/message/8243;_ylc\u003dX3oDMTM0bm5uNjlhBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE0NzkwODAEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc3NjI0BG1zZ0lkAzgyNDMEc2VjA2Z0cgRzbGsDdnRwYwRzdGltZQMxMTYzMTgxMTE5BHRwY0lkAzgyNDM-\" target\u003d\"_blank\" onclick\u003d\"return top.js.OpenExtLink(window,event,this)\"\>\n Messages in this topic \u003c/a\> (\u003cspan\>1\u003c/span\>)\n \u003c/span\>\n \u003ca href\u003d\"http://groups.yahoo.com/group/te-xi-stttelkom/post;_ylc\u003dX3oDMTJwbW1wM3QzBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE0NzkwODAEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc3NjI0BG1zZ0lkAzgyNDMEc2VjA2Z0cgRzbGsDcnBseQRzdGltZQMxMTYzMTgxMTE5?act\u003dreply&messageNum\u003d8243\" target\u003d\"_blank\" onclick\u003d\"return top.js.OpenExtLink(window,event,this)\"\>\n \u003cspan\>\n Reply \u003c/span\> (via web post)\n \u003c/a\> | \n \u003ca href\u003d\"http://groups.yahoo.com/group/te-xi-stttelkom/post;_ylc\u003dX3oDMTJlZDAzN2doBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE0NzkwODAEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc3NjI0BHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTE2MzE4MTExOQ--\" target\u003d\"_blank\" onclick\u003d\"return top.js.OpenExtLink(window,event,this)\"\>\n Start a new topic \u003c/a\>\n \u003c/div\> \n \n \n \u003cdiv\>\n \u003ca href\u003d\"http://groups.yahoo.com/group/te-xi-stttelkom/messages;_ylc\u003dX3oDMTJldGZwaWd2BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE0NzkwODAEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc3NjI0BHNlYwNmdHIEc2xrA21zZ3MEc3RpbWUDMTE2MzE4MTExOQ--\" target\u003d\"_blank\" onclick\u003d\"return top.js.OpenExtLink(window,event,this)\"\>Messages\u003c/a\> \n | \u003ca href\u003d\"http://groups.yahoo.com/group/te-xi-stttelkom/files;_ylc\u003dX3oDMTJma2lndDFvBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE0NzkwODAEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDc3NjI0BHNlYwNmdHIEc2xrA2ZpbGVzBHN0aW1lAzExNjMxODExMTk-\" target\u003d\"_blank\" onclick\u003d\"return top.js.OpenExtLink(window,event,this)\"\>Files\u003c/a\>",1] ); //-->
</script><br />
argumen sederhana yang tidak mampu dijawab oleh negara-negara Barat.<br />
Itu sebabnya Bush tidak bersedia meladeninya dalam suatu tantangan<br />
debat di PB<br />
<br />
sumber: milis st3The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-36934196442305294182010-12-27T08:24:00.000-08:002011-01-02T06:04:31.522-08:00Kekayaan yang tak terlihatSuatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF58t57IZTo-30dbcbqJvvapshT818m0TX0I5Igsm9dsmtDDZShR8bBeY8b5h36RPfawTTM84Gu4Kl4_Qf0iDkyffdgduJX33l0iFzN8PGR-iSysTW-VvbbNbLCHd-H9ZX_lReqyQWqeGi/s1600/ayah-dan-anak.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF58t57IZTo-30dbcbqJvvapshT818m0TX0I5Igsm9dsmtDDZShR8bBeY8b5h36RPfawTTM84Gu4Kl4_Qf0iDkyffdgduJX33l0iFzN8PGR-iSysTW-VvbbNbLCHd-H9ZX_lReqyQWqeGi/s320/ayah-dan-anak.jpg" width="316" /></a>kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa<br />
orang-orang bisa sangat miskin.<br />
<br />
Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat<br />
miskin.<br />
<br />
Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana<br />
perjalanan kali ini?"<br />
<br />
"Wah, sangat luar biasa Ayah"<br />
<br />
"Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin" kata ayahnya.<br />
<br />
"Oh iya" kata anaknya<br />
<br />
"Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?" tanya ayahnya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Kemudian si anak menjawab.<br />
<br />
"Saya saksikan bahwa :<br />
<br />
Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.<br />
<br />
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke<br />
tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang<br />
tidak ada batasnya.<br />
<br />
Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan<br />
mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.<br />
<br />
Kita memiliki patio sampai ke halaman depan,<br />
dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.<br />
<br />
Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal<br />
dan mereka memiliki ladang yang melampaui<br />
pandangan kita.<br />
<br />
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita,<br />
tapi mereka melayani sesamanya.<br />
<br />
Kita membeli untuk makanan kita,<br />
mereka menumbuhkannya sendiri.<br />
<br />
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita<br />
dan mereka memiliki sahabat-sahabat<br />
untuk saling melindungi."<br />
<br />
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.<br />
<br />
Kemudian sang anak menambahkan "Terimakasih Ayah, telah menunjukkan<br />
kepada saya betapa miskinnya kita."<br />
<br />
Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus<br />
memikirkan apa yang tidak kita punya.<br />
<br />
Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan<br />
dambaan bagi orang lain.<br />
<br />
Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang.<br />
<br />
Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua<br />
bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang<br />
telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk<br />
meminta lebih.<br />
<br />
--<br />
sumber: milis st3The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-77794370311796165672010-12-23T23:43:00.001-08:002010-12-24T08:03:00.760-08:00Kerja Adalah KehormatanSeorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.<br />
<br />
”Om beli bunga Om.”<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiK9FZoEDMX7hFfugKLi4ld5fbMUkohd7IbIvOH7kdyshUcedUDCHQVMx0hh5GuIhOL1K2gsis4cVf5fOpOJ_ujuHEaxebVInnyIzIU8q73thhc5-ATBvSeTd-qPN7tTczR64z1r-__Hsn/s1600/Dasi.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiK9FZoEDMX7hFfugKLi4ld5fbMUkohd7IbIvOH7kdyshUcedUDCHQVMx0hh5GuIhOL1K2gsis4cVf5fOpOJ_ujuHEaxebVInnyIzIU8q73thhc5-ATBvSeTd-qPN7tTczR64z1r-__Hsn/s200/Dasi.jpg" width="200" /></a><br />
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.<br />
<br />
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.<br />
<br />
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<br />
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.<br />
<br />
”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya.<br />
<br />
”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.<br />
<br />
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”<br />
<br />
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.<br />
<br />
Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangan.<br />
<br />
(Source by: Andrie Wongso)The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-2247626924569103082010-12-18T08:23:00.000-08:002010-12-24T08:02:14.274-08:00Cerita Nenek Tua dari Madura<h3 class="post-title entry-title" style="color: black; font-weight: normal;"><a href="http://bungacerita.blogspot.com/2009/08/cerita-nenek-tua-dari-madura.html">Diceritakan kembali oleh Kang Jalaludin Rahmat, sumber cerita Kiai Zawawi Imron</a></h3><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh_MGZ2Xv8EQkYnxUlwVvbYDuOX6M-KGL_Pe3XsdATmQnIqjxpAOkiXaAtiZPb5Sk8vXevVeIyHSTgFG-PkijR95DIF4S0ecaZeHw4WvBXfHrYndot8IBVqw7AUdX9PgiTXFPlk0SAnBv2/s1600/old-woman.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh_MGZ2Xv8EQkYnxUlwVvbYDuOX6M-KGL_Pe3XsdATmQnIqjxpAOkiXaAtiZPb5Sk8vXevVeIyHSTgFG-PkijR95DIF4S0ecaZeHw4WvBXfHrYndot8IBVqw7AUdX9PgiTXFPlk0SAnBv2/s200/old-woman.jpg" width="162" /></a>"Dahulu kala di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunga nya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, iapergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudu, masuk mesjid, dan melakukan shalat Dhuhur. setelah membaca wirid sekadarnya, ia keluar masjid dan membungkuk - bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembarpun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. padahal matahari madura di siang hari itu sungguh menyengat. Keringat nya membasahi seluruh tubuhnya.<br />
<br />
<br />
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. pada suatu hari takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. usai shalat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satupun daun terserak di situ. ia kembali ke masjid dan menangis keras. Ia mempertanyakan mengapa daun - daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang - orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "jika kalian kasihan kepadaku." kata nenek itu. "Berikan kesempatan padaku untuk membersihkannya."<br />
<br />
<h3 class="post-title entry-title"><a href="http://bungacerita.blogspot.com/2009/08/cerita-nenek-tua-dari-madura.html"><a name='more'></a></a> </h3><div class="post-header"></div><br />
<br />
<br />
Singkat cerita , nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. seorang kiai yang terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan daun - daun itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya;kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu. <br />
"Saya ini perempuan bodoh ,pak Kiai." tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Kangjeng nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan shalawat kepadanya" <br />
Sebuah cerita yang semoga bisa diambil manfaatnya<br />
<br />
source : bungacerita.blogspot.comThe_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-77161734213522391702010-12-18T08:12:00.000-08:002010-12-25T06:29:59.272-08:00Karena Sebutir Kurma<div class="post-header">Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuDY4yB5GtW2hcpEZd96NTFBWjjfhJRgIZXxsErdsm1F0bFlg29T9RRKEImYbghzmTpv8a5_v7UzqiqL3KZYng6wWCL6_GbukkhN76Rl27SFuhZXriHF3GSfTSVJ06na-nRBY3S0t7j2kw/s1600/kurma-sedap.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuDY4yB5GtW2hcpEZd96NTFBWjjfhJRgIZXxsErdsm1F0bFlg29T9RRKEImYbghzmTpv8a5_v7UzqiqL3KZYng6wWCL6_GbukkhN76Rl27SFuhZXriHF3GSfTSVJ06na-nRBY3S0t7j2kw/s200/kurma-sedap.jpg" width="133" /></a>Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka <i>kurma</i> itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. <br />
Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya. <br />
"Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat yang satu. <br />
"Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi.. <br />
<a name='more'></a></div> <br />
Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. <br />
"Astaghfirullahal adzhim" Ibrahim beristighfar. <br />
Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. <br />
Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. "4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?" tanya Ibrahim. <br />
"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma" jawab anak muda itu. <br />
"Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?". Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. <br />
"Nah, begitulah" kata ibrahim setelah bercerita, "Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?". <br />
"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. <br />
Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya." "Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu." <br />
Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim. <br />
4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. <br />
Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. <br />
"Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain." <br />
"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu.. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. <br />
Sekarang ia sudah bebas." <br />
Pada hadits yang lain beliau bersabda; 'Siapa yang merampas hak orang Islam dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkannya masuk surga. Seorang laki-laki bertanya, walaupun sedikit ya Rasulullah? Nabi menjawab, walaupun sebatang kayu sugi.'<br />
Riwayat MuslimThe_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-57135437786000042432010-12-16T07:57:00.000-08:002010-12-22T07:21:07.186-08:00Abu Sulaiman ad-Sarani, Saksi yang Melihat Bidadari<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6X21ShbLYeapeV3Ma0PKgeYyiIMDYY96k4FkKK4t8Hc_gnWDsZLcPwes76n5UU1_5N3_zb_cg0Tez9I8xJJC8ZPEeO4aKhzAx97tHj_6DCPvJFRBbdS9YwT5T15j927YI-W_-DVaoqf37/s1600/angel4c.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="139" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6X21ShbLYeapeV3Ma0PKgeYyiIMDYY96k4FkKK4t8Hc_gnWDsZLcPwes76n5UU1_5N3_zb_cg0Tez9I8xJJC8ZPEeO4aKhzAx97tHj_6DCPvJFRBbdS9YwT5T15j927YI-W_-DVaoqf37/s200/angel4c.gif" width="200" /></a></div><b> </b><u><b>Bisa</b></u> berjumpa dengan bidadari adalah karunia ilahi. Hanya orang-orang pilihan yang diberi kelebihan ini. Beruntung nian orang yang mendapatkan kemuliaan bertemu bidadari. Di antara mereka adalah Abu Sulaiman Ad-Darani.<br />
Abu Sulaiman Ad-Darani adalah seorang tabi’in yang menjadikan qiyamullail sebagai mahar bidadari. Acapkali ia mendapatkan kenikmatan luar biasa tatkala berkhalwat dengan Allah Ta’ala. Kelezatan munajat itu melahirkan sebuah kebahagiaan dan ketenangan batin yang merupakan puncak segala kebahagiaan. Sehingga pengalaman spiritualnya ini membuahkan kata-kata yang memiliki ruh spirit iman yang akan selalu menghiasi referensi-referensi tentang indahnya qiyamullail. Katanya, <b>“Sungguh kenikmatan yang dirasakan orang yang bermunajat di kegelapan malam jauh lebih lezat dari pada kesenangan yang didapatkan oleh orang yang suka bercanda dan berhura-hura.”</b><br />
Hingga pada suatu malam, ia bertemu dengan makhluk yang diimpikannya, bidadari yang bermata jeli. Ia menuturkan kisahnya, “Ketika aku sedang sujud dalam qiyamul lail, kantuk menyerangku hingga aku tertidur. Tiba-tiba ada bidadari datang yang menggerakkan kakinya untuk membangunkanku sembari berkata menegur, <b>“Duhai kekasihku…., apakah kedua matamu bisa terpejam padahal Sang Raja, Allah Ta’ala tidak pernah tidur untuk melihat orang-orang yang bertahajud di malam hari ? Alangkah jeleknya mata yang lebih mementingkan tidur dari pada lezatnya bermunajat kepada Dzat yang Maha Perkasa. Bangunlah. Sungguh kematian sudah dekat dan orang yang bercinta bersua dengan orang yang dicinta. Lantas, apa makna tidurmu ini ?”</b><br />
Bidadari itu melanjutkan kata-katanya,<b> “Duhai kekasihku…., Duhai sayangku….,Duhai permata hatiku…..,Apakah kedua matamu tidur padahal aku selalu menantimu di tempat pingitanku selama sekian tahun lamanya (dalam riwayat lain 500 tahun) ?”</b><br />
Mendengar teguran seperti itu, Abu Sulaiman Ad-Darani bangun dengan bermandikan keringat dingin karena malu. Namun tutur kata bidadari yang indah nan manis selalu terkenang dan terekam kuat dalam pendengaran dan hatinya, “Duhai kekasihku…., duhai sayangku….duhai permata hatiku….” Kata-kata itu terasa indah dan nikmat bagi orang yang mendengar dari kekasihnya, apatah lagi dari bidadari.<br />
Ah bidadari-bidadari, apakah kalian juga menanti kami seperti engkau menanti Abu Sulaiman Ad-Darani….?<br />
<br />
source : oeaseimani.comThe_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3043843450448409861.post-23875114853987121992010-12-15T07:26:00.000-08:002010-12-25T06:58:46.607-08:005 Kualitas Pensil<div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg909j2n_vMRkFGRL9-uo1ciE3JciyntuUc4D11pOCJH2P92UdjN6y3ZzMHlP2pYyfeytCNlefhFXDIp4uIvPL0F49i9RBYWe6ZnHcZ4bQhD8-NerIBJWPpxgrYkAwVXzL4-J1jfUK2q-9m/s1600/pensil.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg909j2n_vMRkFGRL9-uo1ciE3JciyntuUc4D11pOCJH2P92UdjN6y3ZzMHlP2pYyfeytCNlefhFXDIp4uIvPL0F49i9RBYWe6ZnHcZ4bQhD8-NerIBJWPpxgrYkAwVXzL4-J1jfUK2q-9m/s200/pensil.jpg" width="143" /></a></div><i>Melihat Neneknya sedang asyik menulis Adi bertanya, "Nenek sedang menulis apa?"</i><i> </i><br />
<div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>Mendengar pertanyaan cucunya, sang Nenek berhenti menulis lalu berkata, "Adi cucuku, sebenarnya nenek sedang menulis tentang Adi. Namun ada yang lebih penting dari isi tulisan Nenek ini, yaitu pensil yang sedang Nenek pakai. Nenek berharap Adi dapat menjadi seperti pensil ini ketika besar nanti."</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Apa maksud Nenek bahwa Adi harus dapat menjadi seperti sebuah pensil? Lagipula sepertinya pensil itu biasa saja, sama seperti pensil lainnya," jawab Adi dengan bingung. </i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>Nenek tersenyum bijak dan menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana Adi melihat pensil ini. Tahukah kau, Adi, bahwa sebenarnya pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup."</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><a name='more'></a></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Apakah Nenek bisa menjelaskan lebih detil lagi padaku?" pinta Adi</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Tentu saja Adi," jawab Nenek dengan penuh kasih</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Kualitas pertama, pensil dapat mengingatkanmu bahwa kau bisa melakukan hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kau jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya".</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Kualitas kedua, dalam proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil yang kita pakai. Rautan itu pasti akan membuat pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, pensil itu akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga denganmu, dalam hidup ini kau harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar".</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga Adi, kau harus sadar kalau apapun yang kau perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i>"Nah, bagaimana Adi? Apakah kau mengerti apa yang Nenek sampaikan?"</i></div><div style="color: #38761d; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><i><br />
</i></div><i style="color: #38761d;">"Mengerti Nek, Adi bangga punya Nenek hebat dan bijak sepertimu."</i><br />
<span style="color: #38761d;">Begitu banyak hal dalam kehidupan kita yang ternyata mengandung filosofi kehidupan dan menyimpan nilai-nilai yang berguna bagi kita. Semoga memberikan manfaat.</span><br />
<i><br />
source:<a href="http://another-reni.blogspot.com/">http://another-reni.blogspot.com</a></i>The_mahenhttp://www.blogger.com/profile/11987473395054296888noreply@blogger.com3